SOLOPOS.COM - Petugas dari Dinsos Sragen menata paket jaminan hidup (jadup) yang akan disalurkan kepada keluarga dari warga yang terkonfirmasi positif corona, Selasa (3/11/2020). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Kabupaten Sragen belum mampu mengakomodasi permintaan bantuan jatah hidup bagi seluruh warga yang diisolasi mandiri. Bantuan jadup yang disalurkan Dinas Sosial Sragen hanya bagi keluarga penerima manfaat (KPM) terkonfirmasi positif Covid-19.

Disadari Pemkab Sragen bahwa keluarga yang sedang isolasi mandiri lantaran menunggu hasil swab test juga membutuhkan bantuan jadup tersebut. Dinsos Sragen meminta ada peran desa dan masyarakat untuk gayung bersambut membantu keluarga yang isolasi mandiri di rumah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Sragen Finuril Hidayati saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (21/12/2020), mengakui Pemkab Sragen belum mampu mengakomodasi permintaan bantuan jadup bagi seluruh warga yang menjalani isolasi mandiri Covid-19.

Demi Musuhi Kadrun, Sebagian Netizen Boikot JNE, Kamu Ikut?

Finuril mengatakan fokus Pemkab Sragen hanya khusus bagi KPM terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen. Finuril menyebut jumlah distribusi jadup semakin bertambah banyak, dari yang semula 113 paket per hari sekarang sudah tembus di atas 200 paket per hari. “Hari ini [Senin] saja ada 278 paket yang dibagikan. Total jadup sampai sekarang sebanyak 2.037 paket,” ujar Finuril.

Kalau diasumsikan per paket senilai Rp200.000 maka selama ini dana yang dikeluarkan untuk jadup mencapai Rp407,4 juta. Finuril menyebut dana itu bukan dari APBD Kabupaten Sragen atau dana belanja tidak terduga (BTT) melainkan dari dana masyarakat atau dana corporate social responsibility (CSR).

“Pemkab jelas tidak sanggup kalau harus memberi jadup untuk semua keluarga yang isolasi mandiri karena jumlahnya besar. DKK saja setiap hari bisa melakukan swab test 200-300 orang. Kalau mereka mendapat jadup semua, dana dari mana? Dana untuk keluarga yang positif saja nyari-nyari dari CSR dan bantuan masyarakat,” ujarnya.

Bikin Jijik! Abang-Abang Penjual Siomay Diduga Ludahi Dagangan

Finuril berharap apa yang sudah dilakukan Pemkab Sragen membagikan bantuan jadup itu supaya disambut dengan gayung bersambut dari masyarakat dan pemerintah desa. Dia meminta masyarakat berinisiatif untuk membangun kesadaran kepedulian kepada sesama, yakni membantu keluarga yang isolasi mandiri tetapi belum terakomodasi dalam program jadup Pemkab.

“Desa bisa mengefektifkan Jonggo Tonggo untuk membantu mereka. Sebenarnya dalam penanganan kasus Covid-19 ini kuncinya terletak pada kesadaran masyarakat untuk pencegahan, mengingat hampir semua fasilitas kesehatan penuh dengan pasien Covid-19. Pemberian jadup ini pun sebenarnya tak mampu menyetop penambahan kasus Covid-19,” jelasnya.

Abaikan Status Ekonomi

Finuril menyampaikan kebijakan pemberan jadup itu tidak melihat status ekonomi keluarga, keluarga kaya dan miskin pun dapat jadup selama ada anggota keluarganya yang terkonfirmasi positif. Dia menyampaikan seperti calon bupati (cabup) Suroto yang terkonfirmasi pun tetap mendapat. Namun, dalam teknisnya mungkin dialihkan yang lain, kata dia, itu menjadi hak yang bersangkutan. “Kebetulan saya dokter. Kalau ada teman sejawat dokter yang terkonfirmasi pun maka saya berani meminta supaya dialihkan karena memang mampu dan ada yang lebih membutuhkan,” ujarnya.

Covid-19 dan Film Tilik Bu Tejo Terpopuler di Google Search 2020

Bantuan jadup itu berupa beras dan sembako lainnya. Finuril menerima bantuan itu dalam wujud barang sehingga lebih mudah penyalurannya dan tidak repot dalam pengadaan. Dia memiliki data asal bantuan barang itu, seperti dari jimpitan aparatur sipil negara (ASN), perbankan, swasta, dan stakeholders terkait lainnya.

Camat Sragen Kota, Dwi Sigit Kartanto menyampaikan respons masyarakat terhadap program jadup baik, hanya ada 1-2 keluarga yang meminta bantuan itu dialihkan kepada yang membutuhkan karena merasa mampu. Dia membenarkan jadup dari pemerintah hanya untuk keluarga terkonfirmasi positif.

“Bagi keluarga yang isolasi mandiri yang masih menunggu kepastian hasil tes supaya disupor oleh desa. Kami sudah berkomunikasi dengan desa agar berperan mengisi celah yang belum dibantu Pemkab. Kalau dana desa mampu tidak masalah. Peran Jogo Tonggo itu bermanfaat. Atau lewat paguyuban RT atau RW yang ikut membantu di Sragen Kulon juga baik,” jelasnya.

Kata Fengsui Kendaraan di Depan Rumah Pengaruhi Energi Positif

Bantuan Jaminan Hidup Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Isolasi Covid-19

Per Senin, 21 Desember 2020

No Kecamatan Jumlah KPM
1 Sragen Kot 55 orang
2 Karangmalang 33 orang
3 Kedawung 8 orang
4 Ngrampal 4 orang
5 Sambirejo 3 orang
6 Gondang 2 orang
7 Sambungmacan 5 orang
8 Tangen 11 orang
9 Jenar 4 orang
10 Gesi 8 orang
11 Mondokan 7 orang
12 Sukodono 12 orang
13 Sidoharjo 34 orang
14 Masaran 18 orang
15 Plupuh 10 orang
16 Tanon 16 orang
17 Gemolong 21 orang
18 Sumberlawang 3 orang
19 Kalijambe 16 orang
20 Miri 8 orang
  Total 278 orang

Sumber: Dinas Sosial Kabupaten Sragen. (trh)

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya