SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu/dok)

Solopos.com, SOLO–Pemkot Solo berencana melengkapi fasilitas 51 kantor kelurahan dengan seperangkat alat musik gamelan. Pengadaan setiap alat musik tradisional tersebut ditaksir sekitar Rp200 juta.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Eny Tyasni Suzana, mengatakan keberadaan gamelan di tiap kelurahan diharapkan memacu warga melestarikan kearifan budaya lokal. Tahun ini, pihaknya berencana menyediakan fasilitas tersebut di 10 kelurahan. “Pengadaannya bertahap. Kalau anggarannya mampu, di perubahan nanti kami ajukan 10 unit,” ujarnya saat ditemui solopos.com di Balai Kota, Kamis (13/2/2014).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Eny mengatakan pengadaan satu unit gamelan ditaksir sekitar Rp200 juta. Pihaknya mengakui harga tersebut cukup mahal lantaran gamelan yang dipilih berjenis perunggu. Namun, Eny menyebut gamelan perunggu dapat lebih awet dibanding gamelan berbahan besi. “Yang dari besi memang lebih murah, tapi kalau sudah lama bisa karatan dan mengganggu suara yang dihasilkan,” tutur dia.

Pihaknya yakin pengadaan gamelan tersebut akan direspons positif warga. Eny mengatakan, fasilitas gamelan yang ada di lima kecamatan selama ini banyak dimanfaatkan warga maupun sanggar seni untuk berlatih bergantian. “Saya yakin banyak warga yang menggunakan. Alatnya tidak bakal nganggur,” ucapnya.

Lebih jauh, Eny berencana menggamit mitra usaha agar memberi ruang tampil bagi kesenian tradisional. Sejauh ini,  sejumlah mal seperti Solo Paragon telah bersedia memberi waktu dan tempat bagi pengembangan seni Kota Solo. Eny menyebut bukan mustahil kesenian gamelan bakal tampil reguler di sejumlah pusat keramaian. “Embrionya sedang kami rintis. Di CFD (car free day), kami sudah minta agar panggung musik tak hanya band, tapi gantian dengan kesenian tradisional.”

Sementara itu, Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, berkomitmen merealisasikan fasilitas gamelan di tiap kelurahan. Wali Kota tak ingin generasi muda tercerabut dari akar budayanya, salah satunya kesenian gamelan. “Jangan sampai besok kita justru belajar gamelan dari luar negeri,” ujarnya merujuk banyaknya warga asing yang tertarik mempelajari gamelan.

Rudy menambahkan pengadaan gamelan juga diharapkan mampu menghidupkan atmosfer pendapa kelurahan. “Kalau tidak ada pertemuan, pendapa biasanya cuma jadi tempat nyimpen kursi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya