SOLOPOS.COM - Sebuah gua ditemukan saat Tim Ekspedisi Sukowati dan Dispora Sragen menyurvei lokasi bukit bertingkat di kompleks Situs Mbah Gedong, Tanggan, Gesi, Sragen, Sabtu (30/10/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Dispora) Sragen mengajak kerja sama pemerintah desa (pemdes) dan swasta untuk mengoneksikan potensi pariwisata.

Dispora mendorong tumbuhnya desa wisata karena peluang dapat bantuan dana cukup besar. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pemerintah pusat mengalokasikan anggaran batuan Rp100 juta sampai Rp1 miliar untuk pengembangan desa wisata itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Objek Wisata Sragen, Bukit Gong Bayanan Direvitalisasi

Penjelasan itu diungkapkan Kepala Dispora Sragen I. Yusep Wahyudi saat berbincang dengan Solopos.com di Situs Mbah Gedong, Tanggan, Gesi, Sragen, Sabtu (30/10/2021). Yusep menyampaikan Dispora memiliki program pariwisata yang sinergi antara pemerintah kabupaten (Pemkab), desa, dan swasta.

Yusep mendorong desa-desa yang memiliki potensi desa wisata supaya segera mewujudkan. Dia ingin membuat kerjasama konektivitas objek wisata yang dikelola Pemkab, objek wisata yang dikelola desa, dan objek wisata yang dikelola swasta.

“Tujuan akhirnya dari ujung timur hingga barat dan ujung utara hingga selatan Kabupaten Sragen terdapat rangkaian banyak desa wisata alternatif. Setiap desa memiliki ciri khas sendiri. Kami dari dinas sifatnya mendampingi, mengarahkan, dan membimbing pembentukan desa wisata yang sesuai kriteria. Bagi desa yang memenuhi kriteria akan dibuat Surat Keputusan (SK) sebagai desa wisata,” ujar Yusep.

Baca Juga: Dinas Pariwisata Sragen Dorong Wisata Berbasis Komunitas

Dia mengatakan selama ini baru ada tujuh desa yang mendapatkan SK desa wisata, yakni Desa Jambeyan (Sambirejo), Jetis (Sambirejo), Sukorejo (Sambirejo), Krikilan (Kalijambe), Kliwonan (Masaran), Karungan (Plupuh), dan Pilangsari (Gesi). Hampir semua desa di kawasan cagar budaya Sangiran, ujar Yusep, mulai berbenah menjadi desa wisata, seperti Bukuran, Manyarejo, hingga Pungsari.

Desa-desa lain yang bergerak menuju desa wisata, sebut Yusep, di antaranya Desa Pilang (Masaran), Plorejo (Gondang), Sambungmacan (Sambungmacan), Karanganom (Sukodono), Gebang (Masaran), Gading (Tanon), dan Tanggan (Gesi).

“Anggaran desa wisata itu ada di Provinsi Jawa Tengah dan pemerintah pusat. Nilai bantuannya besar antara Rp100 juta sampai Rp1 miliar. Kami dari Dispora bersemangat mendorong desa wisata agar desa menjadi maju. Dengan konsep desa wisata maka bisa mendatangkan banyak orang sehingga ekonomi masyarakat tumbuh. Kuncinya bisa mendatangkan banyak orang supaya kesejahteraan masyarakat meningkat,” kata Yusep.

Baca Juga: Aplikasi Simpati Diluncurkan, Isinya Informasi Lengkap Soal Wisata Sragen

Yusep melihat pengembangan Situs Mbah Gedong itu bisa menjadi objek wisata khusus. Hal itu seperti di Sangiran yang tidak mengubah lokasi situsnya. Dia mengatakan desa bisa mengembangkan Situs Mbah Gedong itu supaya bisa mendatangkan orang untuk berwisata.

“Sekarang pun, kami mengadakan pelatihan bagi 20 desa yang memiliki potensi untuk pengembangan desa wisata. Mereka mendapatkan bekal pelatihan dan studi banding ke lokasi tertentu untuk melihat peluang yang bisa dikembangkan di desanya,” katanya.

Sementara itu, Kades Tanggan, Gesi, Sragen, Mulyanto, menginginkan Situs Mbah Gedong menjadi ikon wisata Desa Tanggan. Dia mengatakan perencanaan ke depan itu bagaimana caranya mengangkat nama Desa Tanggan.

Baca Juga: Sabar, Objek Wisata Air Panas Bayanan Sragen Baru Buka di Akhir Tahun

Mulyanto belum bicara untuk orientasi komersial tetapi ingin menggali sejarah desa dulu dengan menyusun toponimi desa. “Kami akan mengambil dana desa [DD] untuk penyusunan toponimi desa itu dengan memberdayakan warga di 22 rukun tetangga [RT] mulai 2022. Hasilnya akan diarahkan untuk membuat semacam museum desa,” ujar Mulyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya