SOLOPOS.COM - Mantan Ketua KPK Antasari Azhar meninggalkan gedung Ditreskrimsus, Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (1/2/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Antasari menolak pernyataannya dikaitkan Pilkada Jakarta. Dia menyebut beberapa orang melihat kedatangan Hary Tanoe September 2008.

Solopos.com, SOLO — Bola panas pernyataan Antasari Azhar yang menyebut nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Hary Tanoesoedibjo, dan Aulia Pohan, dituding politis terkait Pilkada Jakarta. Namun, Antasari menyatakan dirinya tak punya urusan dengan pilkada.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya tak ada urusan dengan pilkada, [atau] soal siapa yang menang. Apa yang saya ucapkan itu agar jadi introspeksi. Itu kan sudah lama,” kata Antasari melalui sambungan telepon yang ditayangkan live oleh Kompas TV, Selasa (14/2/2017) sore.

Justru Antasari membuat penegasan tentang pernyataannya di Bareskrim hari ini. Menurut mantan Ketua KPK ini, daripada mempertanyakan apa motif pernyataannya, lebih baik SBY merenungkan hal itu.

“Daripada mempertanyakan ada apa di belakangnya, di belakang saya tidak ada siapa-siapa. Coba beliau merenung, mendengar berita beberapa tahun lalu, pernah ketemu siapa, memberikan pengarahan ke siapa, mendengar informasi dari siapa, coba diingat apa isi pengarahan itu,” kata dia.

Antasari mengaku tidak mempermasalahkan rencana Partai Demokrat yang hendak melaporkan dirinya atas tuduhan melakukan fitnah. “Silakan, selama yang dilakukan di jalur hukum, ya silakan,” ujarnya.

Antasari kembali mengungkapkan cerita tentang kedatangan Hary Tanoesoedibjo ke rumahnya pada September 2008 (sebelumnya ditulis Maret 2009). Dia mengaku saat itu terkejut mengingat Hary belum pernah ke rumahnya sebelumnya.

“Pak Hary Tanoe datang jam 10-11 malam [22.00-23.00 WIB] ke rumah saya, saya juga kaget karena belum pernah beliau ke rumah saya. ‘Saya ini punya misi Pak Antasari’. Saya tanya misi apa? ‘Misi Cikeas, minta supaya Aulia Pohan jangan ditahan’. Begitu, saya katakan tidak bisa, karena di KPK sudah ada prosedur, setiap tersangka harus dilakukan penahanan, saya katakan tak bisa memenuhi misi Anda,” cerita Antasari.

Menurut Antasari, ada beberapa orang yang mengetahui kedatangan Hary Tanoe saat itu. “Yang melihat pertemuan itu banyak, istri saya melihat kedatangannya, adik saya melihat, dan para ajudan saya juga melihat. Dan mereka yang menginformasikan ke saya, tapi waktu di jalan hanya kami,” kata dia.

Sore ini, SBY menyebut pernyataan Antasari di Bareskrim sebagai fitnah dan menuding pemberian grasi kepada mantan Ketua KPK di eranya itu bermuatan politis. “Yg saya perkirakan terjadi. Nampaknya grasi kpd Antasari punya motif politik & ada misi utk serang & diskreditkan saya (SBY) *SBY*,” kicaunya di akun @SBYudhoyono, Selasa (14/2/2017).

SBY mengaitkan pernyataan Antasari tersebut dengan waktu pernyataan yang hanya sehari sebelum pemungutan suara Pilkada Jakarta 2017. Antasari disebutnya melancarkan fitnah dan tuduhan keji terhadap dirinya. Baca juga: SBY Tuding Grasi Antasari Politis, Istana Tanya “Apa Hubungannya?”

“Tujuan penghancuran nama SBY oleh Antasari & para aktor di belakangnya ~ agar Agus-Sylvi kalah dlm pilkada besok, 15 Feb 2017,” kicau SBY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya