SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan kredit perbankan (Dedi Gunawan/JIBI/Bisnis)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Dedi Gunawan)

SOLO — Bank Indonesia (BI) Solo meminta perbankan di Solo segera merespon penurunan BI Rate sepanjang tahun ini yang sudah mencapai 25 basis poin.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di awal tahun, BI Rate masih pada posisi 6%. Sejak Februari hingga November ini BI Rate sudah turun ke posisi 5,75%. “Penurunan BI Rate ini diharapkan segera direspon oleh perbankan dengan menurunkan bunganya, baik kredit maupun simpanan,” kata Kepala Perwakilan BI Solo, Doni P Joewono, dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Selasa (27/11/2012).

Sepanjang tahun ini, suku bunga tertimbang simpanan turun lebih banyak dari pada penurunan suku bunga tertimbang kredit. Suku bunga tertimbang dana pihak ketiga (DPK) bank umum pada Oktober 2012 turun ke posisi 3,06%, atau lebih rendah 0,53% dari Desember 2011 sebesar 3,59%. Sementara, suku bunga tertimbang kredit bank umum pada Oktober 2012 sebesar 12,93%, atau hanya turun 0,46% dari Desember 2011 sebesar 13,49%.

Dirinci menurut komponennya, bunga deposito pada Oktober 2012 sebesar 5,34%, bunga giro sebesar 2,60% dan bunga tabungan sebesar 1,81%. Kemudian, bunga kredit konsumsi tercatat sebesar 14,05%, bunga kredit investasi sebesar 12,95% dan bunga kredit modal kerja sebesar 12,39%.

Menurut Doni, penyesuaian suku bunga tertimbang itu turut mendongkrak kinerja perbankan di Soloraya. Dia mengatakan aset perbankan Soloraya per Oktober 2012 mencapai Rp45,53 triliun atau tumbuh 27,28% year to year (yoy). Pertumbuhan total aset perbankan terutama berasal dari meningkatnya DPK atau simpanan masyarakat yang mencapai Rp33,71 triliun atau tumbuh 20,86% (yoy).

Dilihat menurut komponennya, tabungan masih menjadi simpanan masyarakat yang paling diminati dengan pangsa sebesar 53,27% dari DPK atau mencapai Rp17,96 triliun, kemudian disusul deposito dengan pangsa sebesar 32,15% atau sebesar Rp10,84 triliun dan terakhir adalah giro dengan pangsa sebesar 14,58% atau sebesar Rp4,92 triliun.

“Dengan pertumbuhan DPK yang cukup bagus, perbankan lebih leluasa dalam menyalurkan kreditnya. Outstanding kredit perbankan per Oktober 2012 mencapai Rp36,39 triliun atau tumbuh 25,53% (yoy),” ujar dia. Dari jumlah kredit perbankan tersebut, sebesar 37,73% dari total kredit atau sebesar Rp13,73 triliun disalurkan kepada 401.643 debitur usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kalangan UMKM yang sudah feasible namun belum bankable pun semakin mudah mengakses pembiayaan bank melalui fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) yang diprogramkan pemerintah. Outstanding KUR pada Oktober 2012 mencapai Rp1,04 triliun atau tumbuh 41,45% (yoy) yang diberikan kepada 103.345 debitur.

Perkembangan DPK dan kredit yang cukup baik menunjukkan bahwa perbankan di Soloraya sudah menjalankan fungsi intermediasi perbankan dengan baik, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi. “Hal tersebut ditunjukkan dengan posisi loan to deposit ratio (LDR) per Oktober 2012 sebesar 107,93% yang meningkat dibanding tahun lalu sebesar 103,91%,” kata Doni.

Sementara itu, kualitas kredit juga tetap terjaga baik yang tercermin dari rasio non performing loan (NPL) gross yang cukup rendah sebesar 2,77%, masih di bawah target indikatif Bank Indonesia sebesar 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya