Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024
Direktur Utama BSB, Riyanto menyampaikan pertumbuhan aset BSB salah satunya ditopang dengan pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sepanjang tahun 2012. DPK tumbuh 24,39% dari posisi Rp2,29 triliun di akhir tahun 2011 menjadi Rp2,85 triliun. Penghimpunan DPK tersebut didukung oleh peningkatan dana murah secara signifikan dalam bentuk giro dan tabungan yang pada 2012 masing-masing mencapai Rp183,02 miliar dan Rp345,52 miliar atau masing-masing tumbuh 77,75% dan 27,20%.
“Selain giro dan tabungan, pada periode yang sama deposito meningkat menjadi Rp2,32 triliun atau tumbuh 21,13% dibandingkan dengan 2011,” kata Direktur Utama BSB, Riyanto, dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Rabu (27/3/2013). Riyanto menjelaskan, pembiayaan juga mengalami pertumbuhan siginifikan sebesar 37,23% menjadi Rp2,63 triliun dari Rp1,92 triliun pada 2011. Kontribusi pembiayaan terbesar pada 2012 berasal dari murabahah sebesar 67,82% terhadap total pembiayaan.
“Ke depan, upaya-upaya untuk meningkatkan porsi pembiayaan melalui strategi bisnis yang tepat dan penetrasi pasar lebih luas secara terus menerus akan kami tingkatkan,” jelas Riyanto.
Seiring dengan peningkatan DPK, pembiayaan, dan pangsa pasar aset tersebut, laba bersih tercatat sebesar Rp17,30 miliar atau mengalami kenaikan 41,68% dari tahun sebelumnya sebesar Rp12,21 miliar. Peningkatan laba bersih secara signifikan itu berasal dari kenaikan pendapatan 2012 tumbuh 26,87% atau menjadi Rp311,22 miliar. Sedangkan rasio kecukupan modal BSB juga masih berada di posisi aman, yaitu sebesar 12,78%.
Riyanto menambahkan, di 2012 BSB terus berupaya menjalankan fungsi intermediasi perbankan berdasarkan prinsip syariah, baik melalui penghimpunan dana maupun financing. “Upaya penguatan fungsi intermediasi tersebut dilakukan secara simultan dengan meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah melalui peningkatan fitur pelayanan, di antaranya melalui pemanfaatan ATM,” tuturnya.