SOLOPOS.COM - Ilustrasi Sampah (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo mendorong warga mengaktifkan bank sampah sebagai upaya pemberdayaan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo Agustinus Setiyono mengatakan semakin gencar menyosialisasikan kepada masyarakat untuk melakukan pembentukan bank sampah hingga ke tingkat RT/RW.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keberadaan bank sampah sangat membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah buangan. Harapannya sampah tidak hanya jadi sumber masalah pencemaran lingkungan namun juga memberi nilai tambah bagi warga yang melakukan pengelolaan.

"Sampah yang tadinya hanya buangan tidak terpakai bisa di daur ulang menjadi barang bernilai ekonomi," katanya, Rabu (24/6/2020).

DLH Sukoharjo mencatat sudah ada ratusan bank sampah dibentuk hingga tingkat RT/RW di 12 kecamatan. Petugas memantau penuh keberadaan pengurus dan anggota bank sampah agar bisa terus aktif.

Daur Ulang

Dengan demikian maka mereka bisa membantu pemerintah dalam pengelolaan sampah. Bank sampah dibentuk baik dari warga tingkat RT/RW, kelompok atau organisasi masyarakat, PKK dan kepemudaan.

"Banyak yang sudah mengelola sampah daun diolah menjadi pupuk kompos, sampah plastik jadi kerajinan dan lainnya. Produk mereka masih aktif dihasilkan dan kami minta terus dilakukan," lanjutnya.

Pembentukan bank sampah sekarang akan digenjot hingga ke tingkat RT/RW di semua wilayah di Sukoharjo. DLH Sukoharjo terus melakukan sosialisasi dengan melibatkan pemerintah desa dan kecamatan.

Asyik! Naik Bus BST di Solo Gratis Mulai Juli Hingga Akhir Tahun

Mereka diajak untuk membantu memfasilitasi pembentukan bank sampah di lingkungannya. Menurutnya, bank sampah menjadi solusi penanganan masalah sampah.

Saat ini, dia mengatakan beberapa wilayah diketahui sudah aktif dalam pembentukan bank sampah seperti di Kelurahan Sukoharjo, Kelurahan Joho, Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo Kota. Selain itu juga di beberapa desa di ecamatan Grogol, Kartasura dan Baki.

“Masyarakat diajarkan untuk memilah dan memilih sampah untuk dimanfaatkan kembali atau daur ulang. Jadi sampah tidak sekedar dibuang dan jadi sumber masalah,” lanjutnya.

Proyek Jalan Sugihan-Paluhombo Sukoharjo Rp53 M Ditunda, Kenapa?

Kepala Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, Sunardi mengatakan telah membentuk bank sampah di wilayahnya. Sampah anorganik yang dikumpulkan warga kemudian dijual kembali hingga menghasilkan pemasukan bagi warga.

Adapun berbagai jenis sampah yang bisa disetorkan antara lain kardus, duplex, botol air mineral, botol kaca, kertas, besi, wadah plastik, sak semen, pipa bekas, dan alat rumah tangga lainnya.

Plastik Bekas

Selain itu, beberapa jenis sampah dapat didaur ulang menjadi kreasi yang dapat dimanfaatkan, seperti tas dari bungkus kopi, bros, dompet, keset dari kain perca,; lampion dari sendok plastik bekas, dan lainnya.

"Dengan adanya kegiatan ini warga dapat mengurangi banyaknya sampah yang terbuang sia-sia," katanya.

Dia mengatakan terhitung setiap tahun mencatat hampir 2 ton sampah anorganik yang dapat dikelola oleh Bank Sampah Seruni.

Saat ini, menurut dia, perlu adanya kesadaran masyarakat yang tinggi agar bank sampah bisa berjalan secara konsisten.

Setiap warga Sukoharjo diharapkan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan karena dampak sampah yang dibuang dengan cara yang tidak bijak akan dirasakan juga pada anak cucu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya