SOLOPOS.COM - Dirut Bank Pasar Sukoharjo Soetrisno menandatangani berita acara pelantikan (JIBI/Solopos/Istimewa)

Dirut Bank Pasar Sukoharjo Soetrisno menandatangani berita acara pelantikan (JIBI/Solopos/Istimewa)

Dirut Bank Pasar Sukoharjo Soetrisno menandatangani berita acara pelantikan (JIBI/Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Bank Pasar Sukoharjo terbelit masalah kredit macet. Akibatnya, 20 kantor kas yang ada di pasar tradisional Sukoharjo ditutup.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Direktur Utama (Dirut) Bank Pasar, Soetrisno, mengatakan dari total 21 kantor kas, hanya satu yang masih buka. Kantor kas yang masih buka tersebut berada di Pasar Tawangsari.

Bank Pasar sendiri menerapkan kebijakan untuk menutup kantor kas lantaran terus merugi. Kebijakan itu diterapkan untuk menekan kerugian akibat tingginya kasus kredit macet.

“Kami terpaksa menutup kantor kas di pasar tradisional karena terus merugi akibat kredit macet. Saat ini hanya di Pasar Tawangsari yang masih bertahan,” ujarnya saat diwawancarai wartawan usai acara pelantikan di Ruang Rapat Bupati Sukoharjo, Rabu (16/10/2013).

Ia menyebutkan terdapat sekitar 40% kredit di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang ia pimpin sekarang. Namun, saat ini angka kredit macet itu sudah turun menjadi 14%.

Selama kepemimpinannya, ia juga akan terus berupaya menurunkan angka kredit macet ini.

Ia mengatakan salah satu upaya yang akan dilakukan selama ia menjabat dirut adalah membuka kembali kantor kas di pasar tradisional. Hal tersebut ia lakukan untuk memasarkan produk kredit mikro terutama untuk kalangan pedagang.

Apalagi fenomena yang terjadi di lapangan, sebagian pedagang di pasar darurat terjerat hutang kepada rentenir.

Ia akan kembali menggalakkan kredit dengan bunga rendah di bawah 0,75% itu. Untuk kredit usaha kecil itu, ia memberikan plafon pinjaman maksimal Rp5 juta. Sementara untuk peminjam dari kelompok usaha dapat mengajukan plafon lebih besar dari nilai tersebut.

“Kami akan mencoba membuka kembali kantor kas di pasar pada 2014 mendatang. Kami juga akan menerapkan prosedur meminjam yang mudah dibanding bank lain,” janji dia.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Sukoharjo, Suhardi, mengatakan pihaknya meminta Bank Pasar mengaktifkan kembali kantor kas dan kegiatan simpan-pinjam di pasar. Ia berharap angka pedagang yang terjerat rentenir dapat menurun. Ia meminta Bank Pasar dapat lebih menyasar ke pedagang dan meningkatkan kegiatan pelayanan terutama di kalangan rakyat kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya