SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan rumah sederhana (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Wahyu Darmawan)

SOLO — Bank Jateng Syariah (BJS) menargetkan tahun ini bisa membangun 1.000 unit rumah bersubsidi.

Promosi BRI Pastikan Video Uang Hilang Efek Pemilu untuk Bansos adalah Hoaks

Baru-baru ini Bank Jateng Syariah mendapatkan kuota pembiayaan perumahan bersubsidi dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera), lewat program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Dan perolehan kuota ini akan ditindaklanjuti melalui kerja sama dengan Real Estate Indonesia (REI) Solo serta sejumlah media massa lokal.

Menurut Tim Marketing Bank Jateng Syariah Solo, Agus Wiharto, Bank Jateng Syariah akan agresif merealisasikan program FLPP. Memang, diakuinya perlu ada terobosan agar penyerapan FLPP ini bisa lebih maksimal. Yang saat ini disiapkan Bank Jateng Syariah Solo dan siap di-launching 21 Mei mendatang, adalah dirilisnya voucher uang muka FLPP senilai Rp2 juta. “Pemerintah sudah memberikan program subsidi berupa bunga untuk pembiayaan perumahan melalui FLPP. Dan kami akan menambah subsidi itu dengan voucher uang muka senilai Rp2 juta,” kata Agus kepada Solopos.com.

Bagi masyarakat berpenghasilan rendah, besaran uang muka kredit pembiayaan rumah (KPR) kadang menjadi keluhan bahkan hambatan untuk bisa mengakses KPR. Dengan voucher Rp2 juta tersebut, harapannya beban uang muka calon debitur bisa lebih ringan. Seperti diketahui, rumah bersubsidi saat ini dipatok pemerintah di harga Rp88 juta per unit. Besaran uang muka adalah 10% atau Rp8,8 juta, dan tenor pembiayaan mencapai 15 tahun.

“Voucher uang muka nantinya bisa diperoleh masyarakat melalui potongan voucher yang kami pasang di koran-koran. Dan voucher ini hanya diperuntukkan bagi 200 unit pertama,” kata Agus. Dia menjelaskan, kemungkinan bulan ini akan ada satu kali tayangan voucher uang muka di media massa cetak. Dan Minggu (19/5/2013), program ini juga dipromosikan di ajang car free day.

Agus menambahkan, Bank Jateng Syariah sudah meneken kerja sama dengan tiga developer perumahan bersubsidi anggota REI Solo. dan Bank Jateng Syariah pun siap menyediakan lahan untuk 1.000 unit perumahan bersubsidi yang tersebar di Boyolali sebanyak 300 unit, Solo 200 unit dan Wonogiri untuk 500 unit.

Terpisah, salah satu pengembang perumahan bersubsidi Era Athaya, Anthony Hendro, menjelaskan bahwa kesulitan dalam pengembangan perumahan bersubsidi saat ini adalah keterbatasan lahan yang kalah cepat dengan kenaikan harga tanah. “Era Athaya saat ini masih memiliki beberapa unit rumah bersubsidi di daerah Wonorejo, Karanganyar. Itupun aset lama, dengan harga tanah yang saat itu masih sangat murah,” kata Anthony Hendro.

Pihaknya berharap program khusus yang dibuka Bank Jateng Syariah ini bisa membantu mempercepat pengembangan rumah bersubsidi dan penyerapan FLPP. “Dan program ini juga bisa diakses oleh masyarakat berpenghasilan tidak tetap,” imbuh dia. Agus menjelaskan, segmen pasar nonfix income potensinya jauh lebih besar dan selama ini belum tersentuh fasilitas pembiayaan dari bank. “Kami akan coba garap segmen yang selama ini tidak digarap perbankan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya