SOLOPOS.COM - Direktur Bisnis kelembagaan Treasury dan UUS Bank Jateng, Ony Suharsono dalam webinar Outlook Jawa Tengah 2023 yang ditayangkan di Youtube Espos Live, Rabu (7/12/2022).(Tangkapan Layar Youtube)

Solopos.com, SOLO — Pada 2023, Bank Jateng akan tetap fokus dalam penyaluran kredit murah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

Hal itu diungkapkan Direktur Bisnis kelembagaan Treasury dan UUS Bank Jateng, Ony Suharsono, dalam webinar Outlook Jawa Tengah 2023 yang ditayangkan di Youtube Espos Live, Rabu (7/12/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam pemaparannya, Ony menjelaskan dari sisi pertumbuhan, pada periode 2019-2022, Bank Jateng telah menunjukkan kinerja finansial yang sangat baik, dengan laba usaha hingga November 2022 mencapai Rp2,34 triliun. Bank Jateng optimistis kinerja tersebut akan tetap terjaga pada 2023.

“Total aset Bank Jateng per November 2022 mencapai sekitar Rp89 triliun, kemudian dana pihak ketiga mencapai sekitar Rp72 triliun, penyaluran kredit sekitar Rp55,6 triliun dan laba usaha sekitar Rp2,34 triliun,” ujarnya dalam webinar yang juga didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Bank Jateng, Pertamina Patra Niaga, dan Semen Grobogan tersebut.

Pada akhir Desember 2022, laba usaha tersebut ditargetkan mencapai 2,4 triliun. Jumlah tersebut tumbuh lebih dari 20% dibanding 2021.

Baca Juga: Ekonomi Global Berpotensi Melambat, Indonesia Masih Tumbuh Baik

Menurutnya, kondisi tersebut dapat tercapai karena sejauh ini Bank Jateng tetap konsisten dan fokus sebagai bank regional yang hanya menggarap wilayah Jawa Tengah atau Jateng saja.

Bank Jateng tidak melakukan ekspansi sampai ke luar Jateng. Sejuah ini Bank Jateng menjaga captive market yang ada di Jateng, baik dari unsur pemerintah daerah maupun industri, UMKM dan sebagainya. Selanjutnya hal itu akan tetap dijaga di 2023 nanti.

Sementara dari sisi rasio keuangan, dia mengatakan Bank Jateng juga terjaga pada komposit baik. Hal itu tercermin dari penurunan rasio Rasio Non Performing Loan (NPL) dan Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO). Sementara untuk Rasio Net Interest Margin (NIM), Return on Aset (ROA) dan Return on Equity (ROE) meningkat.

“Untuk NIM, kami memang masih lumayan tinggi. Inilah yang kami coba di 2023, akan kami dorong untuk turun. Jadi dalam rencana bisnis kami di 2023, mentargetkan NIM dari 6,6% jadi 5,5%. Ini memang agak berbeda demgan tren suku bunga yang cenderung naik. Kami di lending mencoba memberikan bunga lending yang relatif murah,” kata dia.

Baca Juga: Lindungi Petani dari Resesi, Erick Siapkan BUMN Jadi Off Taker Hasil Panen

Hal itu dilakukan karena pihak Bank Jateng melihat NIM bank tersebut masih cukup tinggi. Dengan begitu dengan suku bunga lending atau pinjaman yang rendah, diharapkan ekspansi dari kredit di 2023 itu akan lebih tinggi.

Pada 2022, pertumbuhan kredit Bank Jateng seitar sekitar 5,4% sampai dengan November 2022. Namun pihaknya optimistis sampai dengan Desember 2022 bisa mencapai 8%. Kemudian di 2023 nanti, pihaknya mendorong pertumbuhan pinjaman menjadi sekitar 15%. Dengan jadi memang ada pertumbuhan signifikan untuk pinjaman di 2023.

“Itu kami lakukan dengan cara menekan suku bunga lending dan mungkin NIM akan turun, namun akan kami jaga di angka 5,5%,” lanjut dia.

Baca Juga: Agenda Solo Hari Ini: Pasar Thrift di Hall Tirtonadi hingga Bursa Kerja

Lebih lanjut Ony mengatakan porsi penyaluran kredit kepada pelaku UMKM meningkat menjadi 23% melalui skim kredit yang mudah dan bunga murah.  Skim kredit murah Bank Jateng di antaranya disalurkan melalui program Kredit Mitra Jateng 25 dengan bunga 3%, Kredit Lapak dengan bunga bunga 2%, Kredit Milenial dengan cashback sampai dengan 5% dan kredit usaha rakyat (KUR).

Penyaluran kredit skim murah tersebut dilakukan salah satunya untuk mendorong pertumbuhan UMKM. Beberapa program skim murah telah dilakukan sejak 2018, dan terbaru, yakni Kredit Lapak dan Kredit Milenial diluncurkan pada 2021.

Sedangkan untuk KUR, Bank Jateng saat ini telah menyalurkan hingga Rp5,35 triliun atau 97,35% dari kuota Rp5,5 triliun, untuk mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan. Untuk tahun depan Bank Jateng telah mengajukan kuota KUR yang lebih tinggi, yakni sekitar Rp7 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya