Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 1.500 bungkus minyak goreng kemasan 1 liter dijual dengan harga Rp1 di GOR Diponegoro Sragen, Jumat (16/12/2022). Penjualan minyak goreng itu sebagai sarana sosialisasi Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS yang diinisiasi Bank Indonesia (BI) bersama Bank Jateng Cabang Sragen. Sasarannya adalah para aparatur sipil negara (ASN).
Untuk bisa mendapatkan 1 liter minyak goreng seharga Rp1, ASN Sragen cukup dengan mengunduh aplikasi Bima mobile banking. Dalam aplikasi tersebut sudah ada fitur QRIS. Lewat aplikasi itu ASN tinggal transaksi Rp1 untuk menebus minyak goreng 1 liter. Padahal harga minyak goreng 1 liter di pasaran Rp15.000-Rp16.000.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Dari pengamatan Solopos.com, banyak ASN yang antre untuk mendaftar aplikasi ke pelayanan mobil kas keliling Bank Jateng. Kemudian mereka juga harus antre memindai kode batang atau QRIS di delapan stan yang disediakan bank pelat merah itu. Hanya dalam waktu 20 menit, 1.500 liter minyak goreng ludes. Sebanyak 1.300 liter minyak goreng di antaranya disediakan Bank Jateng, sisanya dari Bank Indonesia.
Pemimpin Bank Jateng Cabang Sragen, Sutanti, mengungkapkan minyak goreng ini pancingan dari Bank Indonesia agar penggunaan QRIS meningkat. Dia mengatakan transaksi nontunai di Pemkab Sragen sudah jalan sehingga Bank Jateng sebagai pemegang kas daerah turut mendukung transaksi nontunai dengan QRIS.
Baca Juga: Transaksi Nontunai di Sragen Tertinggi di Soloraya, Kedelapan Nasional
“ASN dijadikan role model dalam program ini. Kebetulan Bank Jateng punya Bima Mobile yang di dalamnya ada fitur QRIS. Aplikasi Bima Mobile sudah di-upgrade ke versi 2. Momentum ini jadi sarana bagi ASN untuk memperbarui aplikasi mereka. Program tebus Rp1 untuk 1 liter minyak goreng ini hanya untuk pengguna baru QRIS,” ujarnya.
Selama empat hari terakhir pengguna Bima Mobile, mata Sutanti, sudah mencapai 700 orang. Dengan program tebus murah 1.500 liter minyak goreng, pengguna Bima Mobile bertambah terus. Bank Jateng juga menginisiasi penggunaan QRIS di Pasar Bunder Sragen.
“Dengan QRIS lebih mudah, simpel, lebih keren, dan lebih kekinian karena kantongnya tidak tebal. Kalau dulu kantong tebal keren, sekarang kantong tipis lebih keren,” katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Nugroho Joko Prastowo, mengatakan QRIS merupakan teknologi pembayaran baru nontunai. Dia berharap semua ASN terbiasa dengan QRIS. “Sragen memiliki indeks transaksi elektronik pemerintah daerah yang tinggi, yakni menempati rangking ke-8 dari 416 kabupaten di Indonesia. Tahun depan Sragen harus menjadi juara dalam transaksi digital,” harapnya.
Baca Juga: Bayar BRT Trans Jateng Solo-Sragen Bisa Nontunai Lur, Segini Tarifnya
Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Hargiyanto, menjelaskan QRIS memudahkan dalam bertransaksi karena tidak perlu membawa uang receh. Dengan QRIS, sambungnya, transaksi berapa rupiah pun bisa dilakukan sehingga tidak perlu mencari uang kembalian.