SOLOPOS.COM - Ilustrasi nilai tukar rupiah. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 September 2020 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4 persen.

Bank Indonesia juga memutuskan suku bunga deposit facility sebesar 3,25 persen dan suku bunga lending facility sebesar 4,75 persen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah inflasi yang diprakirakan tetap rendah,” tegas Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kamis (17/9/2020), seperti dikutip Bisnis.com.

Hiii…. Kasus Anjing Gigit Manusia Masih Terjadi Di Sukoharjo, 10 Orang Jadi Korban

Kebijakan suku bunga yang diumumkan, Kamis, sesuai dengan konsensus dari ekonom. Mayoritas ekonom memprediksi Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan pada rapat dewan gubernur bulan ini.

Menurut ekonom, volatilitas Rupiah dan tekanan keluar arus modal asing menjadi pertimbangan bank sentral dalam kebijakan penentuan suku bunga.

Dari paparan hasil RDG September, Bank Indonesia menilai pelemahan rupiah dipengaruhi masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan. Kamis ini, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dipatok Rp14.878/US$.

2 Pesilat Diserang di Sukoharjo, Ini Kata Ketua Umum PSHT Pusat Madiun

Rupiah akan Kembali Menguat

Bank Indonesia optimistis nilai tukar Rupiah akan kembali membaik. “Ke depan BI melihat rupiah berpotensi kembali menguat,” ujar Perry.

Hal ini didukung oleh beberapa faktor antara lain nilainya yang masih undervalued, inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan rendah, dan daya tarik aset dalam negeri.

Di samping itu, Bank Indonesia melihat empat faktor yang akan mendukung prospek pemulihan ekonomi Tanah Air.

Terlanjur Beli Masker Scuba, Begini Cara Mengakali Pemakaiannya

Pertama, mobilitas masyarakat sejalan dengan protokol Covid-19 di sejumlah daerah. Kedua, kecepatan realisasi anggaran di pemerintah pusat dan daerah. Ketiga, kemajuan restrukturiasi kredit. Keempat, akselerasi ekonomi keuangan digital

Sebelumnya, ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4 persen pada September 2020.

Menurutnya, ada tiga faktor yang menjadi pertimbangan BI dalam menentukan kebijakan suku bunga kali ini. Pertama, yaitu pertimbangan Bank Indonesia untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil.

Bukan Arus Pendek, Ternyata Ini Asal Api yang Membakar Gedung Kejagung

Meningkat 11 Persen

Josua menjelaskan perkembangan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek ini menunjukkan volatilitas nilai tukar rupiah secara rata-rata meningkat pada September 2020.

Hal itu terlihat dari one-month implied volatility yang meningkat menjadi 11 persen dari Agustus yang tercatat di kisaran 10,7 persen.

“Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka BI cenderung akan mempertahankan suku bunganya agar nilai tukar rupiah tetap stabil di jangka pendek,” ujar dia, Rabu (16/9/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya