SOLOPOS.COM - Ilustrasi ekonomi syariah (koperasi165.com)

Bank Indonesia menjadikan Jawa Timur basis pengembangan ekonomi syariah.        

Madiunpos.com, SURABAYA — Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur mengakselerasi pertumbuhan perbankan syariah di provinsi tersebut dari segi komposisi aset hingga 5% di tahun depan. Hal ini dilakukan guna menjadikan Jatim sebagai percontohan basis ekonomi syariah di Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

BI Perwakilan Jawa Timur mencatat perkembangan aset perbankan syariah di Jatim pada posisi Agustus mencapai Rp24 triliun, atau sebesar 4,7% dari total aset perbankan di Jatim senilai Rp514 triliun. Proporsi aset tersebut dinilai seimbang dengan komposisi perbankan syariah secara nasional yang juga di kisaran 4,7%.

Deputi Direktur BI Perwakilan Jatim Syarifuddin Bassara mengatakan komposisi aset perbankan syariah di Jatim telah menyamai nasional. Menurutnya,proporsi aset perbankan syariah di sejumlah provinsi lainnya masih berada di bawah 4,5%. “Aset perbankan syariah di Jatim sudah 11:12 [sebelas dua belas] dengan nasional. Kami melihat tahun depan aset bisa tumbuh di atas 5%. Ini bisa menjadikan Jatim sebagai simpul ekonomi syariah,” katanya di Surabaya, Kamis (3/12/2015).

Syarifuddin menambahkan guna memperbesar porsi aset, pihaknya melakukan pemetaan keuangan syariah di pondok pesantren, kalangan mahasiswa dan pelaku industri. Dia menilai pondok pesantren memiliki peran sebagai penggerak ekonomi nasional. Di sana, lanjutnya, potensi berkembangnya pasar syariah sangat besar mulai dari menghimpun dana hingga menyalurkannya.

“Sekarang di Jatim sudah banyak pondok pesantren modern yang fokus pada kegiatan di sektor pertanian, industri pengolahan hingga ke lembaga keuangan. Dari situ bisa kami bidik agar berkontribusi terhadap pertumbuhan perbankan syariah Jatim,” ujarnya.

BI Jatim juga melakukan penetrasi di kaangan mahasiswa Universitas di Jatim. Beberapa perguruan tinggi di Jatim telah membuka kurikulum ekonomi syariah. Salah satunya adalah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya yang sudah menerapkan mata kuliah perbankan syariah di fakultas syariah islam.

“Dengan begitu, para mahasiswa paham memgenai ekonomi syariah sejak dini sehingga mudah duntuk dilakukan penetrasi,” ungkapya.

Masyarakat Semakin Sadar
Di kalangan pengusaha, BI Jatim menilai kini lebih mudah masuk ke area bisnis setelah Kementerian Perindustrian mengembangkan pasar komoditas berbasis syariah dan mengembangkan surat utang sukuk berbasis industri.Menurutnya, masyarakat kini semakin sadar dengan produk-produk syariah yang beredar di pasaran. Hal ini memudahkan pencapaian target porsi aset perbankan syariah di atas 5% sekaligus menumbuhkan arus pembiayaan.

Kepala Tim Data dan Statistik Ekonomi BI Jatim Tommy Andreas mengatakan kendati dari segi pangsa pasar masih di bawah 5%, pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah sudah mendekati 9%. Menurutnya, penurunan pembiayaan perbankan syariah tidak semerosot perbankan konvensional.

“Berhamburannya produk syariah terutama paket wisata religi merupakan kontribusi yang besar terhadap pembiayaan perbankan syariah di Jatim,” katanya.

Dari segi dana pihak ketiga (DPK), perbankan syariah di Jatim tumbuh 11,86%  per Agustus 2015 menjadi Rp17,32 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun total DPK perbankan di Jatim sebesar Rp408,07 triliun pada periode yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya