SOLOPOS.COM - Kondisi Museum Karst Indonesia di Pracimantoro, Wonogiri, yang tergenang banjir, Rabu (29/11/2017). (Istimewa/Camat Pracimantoro Warsito)

Sejumlah koleksi Museum Karst Indonesia di Pracimantoro, Wonogiri, rusak.

Solopos.com, WONOGIRI — Koleksi di lantai I Museum Karst Indonesia di Dusun Mudal, Desa Gebangharjo, Pracimantoro, Wonogiri, rusak akibat tergenang banjir sedalam lebih kurang 1,5 meter, Selasa (28/11/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kerusakan tersebut membutuhkan penanganan dari tim khusus. Pantauan Solopos.com melalui rekaman video yang diperoleh Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (DKOP) Wonogiri, Rabu (29/11/2017), banjir di kawasan Museum Karst sangat parah.

Air masuk ke kawasan itu melalui sungai dengan debit sangat besar. Padahal sungai di lokasi tersebut tak terlalu besar. Air meluap hingga menggenangi taman sekitar sungai atau sisi utara museum yang posisinya di dataran lebih rendah. (Baca: Nguntoronadi Banjir, Jalur ke Pacitan Dialihkan via Pracimantoro)

Di rekaman video hanya pucuk gazebo yang terlihat. Debit air yang terus masuk meluap ke sekeliling museum. Sumber di Pracimantoro menyebut genangan air di sekitar museum mencapai 7 meter-9 meter.

Pada ketinggian itu air bisa masuk ke area lantai museum. Sejumlah orang di lokasi itu hanya bisa pasrah. Foto yang diambil Rabu memperlihatkan kondisi gazebo taman rusak parah di bagian atap. Tanaman juga rusak. Sejumlah petugas membersihkan area tersebut.

Sekretaris DKOP Wonogiri, Fredy Sasono, kepada Solopos.com menginformasikan banjir di taman dan sekeliling museum pada Rabu itu sudah surut. Air mengalir keluar kawasan melalui sungai ke Goa Sodong yang muaranya hingga kini belum diketahui. (Baca: Total 14 Kecamatan Dilanda Banjir dan Tanah Longsor)

Namun, air masih menggenang di lantai I museum, terutama di tempat koleksi. Genangan tersebut mengakibatkan koleksi rusak. Penanganan koleksi, seperti pembersihan dan perbaikan, akan dilakukan petugas khusus.

Genangan air di lantai dapat dibersihkan petugas. Hingga Rabu kerugian material belum dapat ditaksir.

“Saat genangan air mulai meninggi, seluruh petugas museum langsung menyelamatkan diri ke lantai II. Syukurlah, semua selamat,” kata Fredy.

Dia melanjutkan hingga Rabu siang air masih menggenangi Goa Sodong hingga ke mulut goa. Sungai tersebut satu-satunya jalur keluar air di kawasan sekitar museum. Goa Sodong merupakan satu dari tujuh geosite di Geopark Gunung Sewu kawasan Wonogiri.

Menurut Fredy, belum diketahui air yang mengalir melalui sungai di Goa Sodong bermuara ke mana. Sementara itu geosite lainnya di lokasi sekitarnya, yakni Goa Mrico, Goa Tembus, Potro Bunder, dan Luweng Sapen tak tergenang air karena berada di dataran lebih tinggi. (Baca: Awas Hoax! Hingga 28 November Pukul 19.00 WIB, WGM Wonogiri Masih Aman)

“Penanganan di kawasan museum terus dilakukan. Kami dibantu SAR, warga, pelajar, dan sebagainya.”

Terpisah, Camat Pracimantoro, Warsito, mengatakan banjir di Gebangharjo terjadi di sejumlah dusun. Selain di Mudal, banjir juga merendam permukiman di Dusun Ngentak dan Dusun Jati. Dia menyebut banjir di kawasan museum mencapai lebih kurang 9 meter.

Banjir paling parah terjadi di taman dekat museum. Menurut Warsito, banjir Selasa itu bencana paling parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dia mencatat 11 dari 18 desa/kelurahan di kecamatannya terkena banjir. Bahkan, kawasan kota kecamatan yang tak pernah terdampak banjir hari itu tergenang cukup tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya