SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor harus antre saat melintas di Jembatan Petir yang menghubungkan Dusun Petir dengan Dusun Karangtalun, Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri. Jembatan itu putus saat hujan deras sepekan lalu. Foto diambil Minggu (26/4). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Banjir Wonogiri membuat jembatan di Dusun Petir, Desa Pokoh Kidul putus.

Solopos.com, WONOGIRI Warga Dusun Petir, Desa Pokoh Kidul, Kecamatan Wonogiri, sudah sepekan ini harus mengambil jalur memutar untuk pergi ke kantor pemerintah desa setempat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hal itu dikarenakan Jembatan Petir yang menghubungkan Dusun Petir dengan Dusun Karangtalun di Desa Pokoh Kidul putus total. Jembatan itu ambrol akibat terjangan air banjir sepekan lalu.

Berdasar pengamatan Solopos.com di lokasi kejadian, Minggu (26/4/2015), jalan antardusun tersebut putus total. Aspal jalan ambrol dan meninggalkan lubang menganga cukup lebar.

Ekspedisi Mudik 2024

Kendaraan roda empat tidak bisa melalui jalan utama antardusun menuju Balaidesa Pokoh Kidul tersebut. Warga setempat sudah memberi rambu larangan melintas di simpang empat Dusun Petir. Di sekitar lokasi jembatan putus juga dipasang rambu larangan melintas.

Ranting dan batang pohon kering digeletakkan melintang menutup jalan beraspal dengan maksud menghalangi pengguna jalan. Lubang yang memutus jembatan berdiameter sekitar dua meter.

Tanah di sisi selatan jalan juga miring sedangkan di sisi bagian barat dekat jembatan dibuat jalan alternatif untuk melintas pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Jalan itu hanya cukup untuk satu kendaraan sehingga pengguna jalan dari kedua arah harus bergantian melewatinya.

Seorang warga Dusun Karangtalun, Surati, 47, bercerita jembatan sebagai penanda batas dusun itu ambrol saat hujan deras pada Senin (20/4/2015). Dusun Petir dan Dusun Karangtalun dipisahkan saluran air selebar 2 meter hingga 3 meter. Saluran itu tidak mampu menampung air hujan yang cukup deras.

“Air menggenangi lahan persawahan dan lahan pekarangan warga. Saluran air menjadi banjir dan menggerus sayap jembatan antardusun sehingga ambrol dan tidak bisa dilewati kendaraan,” kata dia.

Surati mengatakan warga sudah bekerja bakti menimbun sebagian jembatan agar bisa digunakan untuk lalu lintas pejalan kaki, sepeda angin, dan sepeda motor. “Beberapa hari lalu banyak orang melihat jembatan, ada Pak [Ketua] RT dan pegawai pemerintah desa, tetapi kapan diperbaiki belum tahu,” kata dia.

Dia menambahkan warga Karangtalun juga waswas setelah tanggul penampungan lumpur Waduk Gajah Mungkur ditimbun semakin tinggi. Ketinggian tanggul itu sudah melebihi rumah warga.

“Warga Karangtalun khawatir tanggul lumpur ambrol jika diguyur hujan deras dan air menggenangi wilayah Karangtalun. Khususnya rumah-rumah warga di sekitar tanggul,” jelas dia.

Kepala Desa Pokoh Kidul, Wuryatno, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (26/4/2015), mengatakan sudah menyurvei lokasi. Butuh anggaran Rp25 juta untuk merehab jembatan itu. “Sementara ini, warga yang ingin ke Kantor Desa Pokoh Kidul harus lewat jalan lingkar kota,” kata dia.

Kepala DPU Wonogiri, Sri Kuncoro, mengatakan akses antardusun merupakan kewenangan pemerintah desa. “Kerusakan infrastruktur bisa didanai dari anggaran bantuan desa sesuai kewenangan,” kata dia.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya