SOLOPOS.COM - Petugas BPBD Wonogiri bersama warga mengevakuasi seorang lelaki tua di Joho Lor, Joho, Pracimantoro, Wonogiri, ke tempat aman, Minggu (14/1/2018). (Istimewa/BPBD Wonogiri)

Banjir melanda wilayah Pracimantoro, Wonogiri, akibat hujan lebat.

Solopos.com, WONOGIRI — Hujan yang mengguyur selama beberapa jam di Wonogiri, Sabtu (13/1/2018) malam, mengakibatkan banjir di Pracimantoro. Lima rumah warga Dusun Sladi, Desa Trukan, terendam dan satu rumah warga Dusun Joho Lor, Desa Joho, roboh.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Minggu (14/1/2018), banjir di Dusun Sladi sedalam kurang dari 1 meter dan menggenangi rumah Sarikem, Samino, Marni, Warsidi, dan Pardi. Mereka warga Sladi RT 002/RW 003.

Saat banjir mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tak berapa lama kemudian banjir surut lalu penghuni pulang untuk membersihkan rumah masing-masing. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa tersebut. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi warga terdampak akan diungsikan lagi.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, menginformasikan hujan di Pracimantoro juga mengakibatkan saluran irigasi di Desa Trukan hingga Beton sepanjang 500 meter-600 meter ambrol. Saluran ambrol karena terkena tergerus aliran air yang sangat deras.

Semula saluran irigasi lebarnya hanya lebih kurang 60 cm, setelah ambrol menjadi lebih kurang 6 meter-8 meter. “Tadi [Minggu] saya sudah mengecek ke lokasi bencana. Kondisi saluran irigasi rusak parah. Logistik untuk warga terdampak dan untuk konsumsi warga yang kerja bakti sudah kami distribusikan. Penanganan akan dilanjut besok [Senin, 15/1/2018]. Kami bersama tim teknis DPU [Dinas Pekerjaan Umum] akan mengkaji dulu,” kata Bambang.

Hujan deras yang disertai angin kencang pada Sabtu malam juga mengakibatkan satu rumah yang dihuni Ngadiman, 75, dan Ngatinem, 75, warga Joho Lor, roboh. Rumah yang seluruh materialnya terbuat dari kayu itu roboh, Minggu pukul 02.00 WIB.

Beruntung, Ngadiman dan Ngatinem selamat. Ngatinem mengalami luka ringan di telinga dan punggung akibat terkena material rumah. Dia sudah mendapat perawatan tim medis Puskesmas Pracimantoro.

“Sekarang ini keduanya diungsikan ke rumah anak mereka. Kami bersama warga dan elemen lain sudah bekerja bakti membersihkan puing-puing rumah roboh,” imbuh Bambang.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah, Sarwa Pramana, mengimbau warga lebih waspada dan siaga menyusul mulai meningkatnya intensitas hujan. Berdasar perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak penghujan di Jateng terjadi Januari 2018. Curah hujan mencapai 300 mm-500 mm. Menurut dia warga harus selalu siaga agar secepatnya bisa menyelamatkan diri jika terjadi bencana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya