SOLOPOS.COM - Seorang warga mendorong sepeda motor melewati banjir di Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Kamis (2/3/2017). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Banjir Sukoharjo, warga Madegondo mengungsi ke pinggir jalan sambil menunggu banjir surut.

Solopos.com, SUKOHARJO — Sebagian warga Desa Madegondo, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, mengungsi ke pinggir jalan Solo-Sukoharjo lantaran rumah mereka terendam banjir. Jumlah korban banjir di Grogol tercatat 400 keluarga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pantauan Solopos.com, Kamis (2/3/2017), ketinggian banjir mencapai dada orang dewasa. Luapan air Kali Wingko merendam ratusan rumah penduduk dan jalan kampung. Aktivitas warga lumpuh total akibat banjir tersebut.

Mereka hanya berdiam diri di pinggir jalan Solo-Sukoharjo tepatnya di seberang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Puri Gading. Selama ini, saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi dipastikan air Kali Wingko naik dan meluap hingga rumah penduduk.

Terlebih, rumah-rumah penduduk terletak di dataran rendah dan berdekatan dengan sungai. “Selama tiga bulan sudah empat kali banjir. Desa Madegondo memang daerah langganan banjir,” kata Didik, seorang warga RT 004/RW 001, Dusun Nampan, Desa Madegondo, Grogol, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis.

Hujan lebat dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Sukoharjo selama berjam-jam pada Rabu (1/3/2017) sore hari. Derasnya hujan membuat ketinggian air sungai bertambah signifikan dan meluap ke rumah penduduk. Luapan air sungai mulai masuk ke halaman rumah penduduk sekitar pukul 23.00 WIB.

Kali Wingko merupakan batas wilayah antara Kota Solo dengan Kabupaten Sukoharjo. Di sisi utara sungai yang masuk wilayah Kota Bengawan telah dibangun talut setinggi lebih dari tiga meter. Sementara di sisi selatan yang masuk wilayah Kabupaten Sukoharjo juga sudah dibangun talut namun belum maksimal lantaran tingginya kurang dari tiga meter.

“Solusi alternatifnya adalah meninggikan talut sungai dan menambah jumlah mesin pompa air. Sekarang baru ada dua mesin pompa air, masih kurang untuk menyedot luapan air sungai,” papar dia.

Lebih jauh, Didik mengungkapkan sebagian warga setempat memilih mengungsi ke pinggir jalan raya sambil menunggu banjir surut. Mereka bakal kembali ke rumah setelah banjir surut untuk membersihkan perabotan rumah dari kotoran dan lumpur.

Sementara itu, Camat Grogol, Bagas Windaryanto, mengatakan salah satu penyebab banjir adalah tingginya intensitas hujan. Air sungai meluap dalam hitungan menit dan merendam rumah penduduk. Selain Madegondo, daerah lain yang terendam banjir adalah Dusun Nusupan, Desa Kadokan.

Bagas telah memberikan bantuan logistik berupa mi instan kepada para korban banjir. “Ada 400 keluarga terdampak banjir di Desa Madegondo dan Dusun Nusupan, Desa Kadokan. Wanita dan warga lanjut usia mengungsi ke Kantor Camat Grogol,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya