SOLOPOS.COM - Salah seorang warga Tambahrejo, Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo menggunakan gethek untuk sarana transportasi karena daerahnya tergenang banjir. Foto diambil Selasa (28/1/2014). (JIBI/Solopos/Ivan Andimuhtarom)

Solopos.com, SUKOHARJO–Hujan yang mengguyur Sukoharjo sejak Senin (27/1/2014) membuat beberapa wilayah seperti Kelurahan Joho dan Kelurahan Jetis, Kecamatan Sukoharjo tergenang banjir. Namun, warga yang tinggal di lokasi banjir enggan mengungsi karena sudah terbiasa dengan kondisi itu.

Pantauan solopos.com, Selasa (28/1), air setinggi paha orang dewasa menggenang di Kampung Tambahrejo, Jetis. Sebagian besar warga masih bertahan di rumah masing-masing.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang warga RT 005/RW 006, Tambahrejo, Puri Handayani, 30, saat ditemui solopos.com di rumahnya, Selasa, mengatakan air mulai menggenang pukul 23.00 WIB, Selasa malam. Selanjutnya, kata dia, banjir semakin meninggi setelah hujan mengguyur pukul 02.00 WIB dini hari.

“Kejadian seperti ini sudah terjadi berkali-kali. Kadang, dalam setahun bisa tiga kali,” terangnya.

Puri dan keluarganya enggan mengungsi ke tempat yang tak terdampak banjir. Ia masih menunggu perkembangan keadaan.
“Ini masih menunggu di rumah saja. Mau kemana?” kata dia.

Warga Tambahrejo lainnya, Sukatno, 45, kepada solopos.com, Selasa, mengatakan penyebab utama banjir di wilayahnya adalah pengembangan pabrik di sekitar lokasi tersebut. Lebih parah, Jl. Samanhudi yang berada di sebelah barat kampungnya ditinggikan sekitar 40 cm.

“Pembangunan itu bagus. Tapi kalau tidak memerhatikan drainase hasilnya seperti ini,” keluhnya.

Dijelaskannya, banjir di Tambahrejo sudah terjadi sejak lama. Namun, kondisinya tidak separah sekarang.
“Dulu banjir cepat surut. Kalau nanti sore hujan, kami sekeluarga terpaksa mengungsi,” katanya.

Menurutnya, hingga kini belum ada bantuan baik dari pemerintah maupun swasta. Ia berharap bantuan berupa makanan siap saji bisa dibagikan kepada warga terdampak banjir.

“Kompor di rumah saya sudah tidak bisa digunakan. Saya enggak bisa masak,” papar dia.
Selain pemukiman, banjir juga menghambat arus lalu lintas di Jl. Samanhudi yang menghubungkan Sukoharjo dengan Tawangsari. Air menggenangi jalan itu dari depan Mapolsek Sukoharjo hingga gapura selamat datang PT Sritex Sukoharjo di sisi utara.

Kepala BPBD Sukoharjo, Suprapto,  mengatakan pihaknya tengah mendata korban bencana yang meliputi banjir dan angin kencang yang terjadi sejak Senin malam. Saat ini pihaknya masih  melakukan koordinasi karena diperkirakan elevasi air di lokasi banjir terus meninggi.

“Bantuan logistik untuk warga di kawasan PT Sritex memang belum dikirim. Kami masih melakukan pendataan dan pemantauan awal. Sementara ini, posko bencana dibuka di dua titik yakni Koramil Grogol dan Balai Desa Mojolaban,” ujar Suprapto kepada solopos.com, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya