SOLOPOS.COM - Seorang anak berjalan kaki melewati genangan air yang merendam jalan perkampungan di Dusun Kesongo, Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban, Kamis (8/2/2018). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Hujan deras mengakibatkan air Kali Samin meluap menggenangi jalan kampung di Dusun Kesongo, Desa Tegalmade, Mojolaban, Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO — Tingginya intensitas hujan mengakibatkan ketinggian air Kali Samin di wilayah Mojolaban, Sukoharjo, bertambah signifikan pada Kamis (8/2/2018) dini hari. Akibatnya air sungai itu meluap dan merendam jalan perkampungan di Dusun Kesongo, Desa Tegalmade, Mojolaban.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pantauan Solopos.com, Kamis, banjir menggenangi jalan perkampungan dan areal persawahan di pinggir sungai. Ketinggian banjir mencapai mata kaki orang dewasa. Kondisi ini mengganggu para pengguna kendaraan bermotor yang melewati jalan perkampungan itu. Mereka terpaksa memutar balik dan mencari jalan lainnya.

Banjir berangsur-angsur surut pada Kamis pagi. Luapan air sungai hanya merendam sebagian jalan perkampungan sehingga bisa dilewati pengguna kendaraan bermotor. Kendati demikian, ancaman banjir di wilayah itu masih tinggi saat turun hujan lebat.

Selama ini, warga Dusun Kesongo telah terbiasa dengan genangan air yang merendam rumah saat air Kali Samin meluap. Terdapat sekitar 40 keluarga yang berdomisili hanya beberapa meter dari bibir sungai.

“Air sungai mulai meluap sekitar pukul 00.00 WIB hingga dini hari. Ketinggian air sungai terus bertambah kendati hujan sudah reda,” kata seorang warga Dusun Kesongo, Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban, Tukimin, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis.

Baca:

Setahun Berlalu, Waswas karena Tanggul Longsor Kembali Hantui Warga Kesongo

Warga Kesongo Desak BBWSBS Bikin Talut Permanen di Kali Samin

Tukimin teringat saat banjir merendam sebagian wilayah Sukoharjo pada awal 2017. Kala itu, curah hujan sangat tinggi ditambah intensitas hujan selama beberapa hari. Air Kali Samin bertambah dan meluap ke rumah penduduk dan lahan pertanian.

Banjir terparah terjadi pada 2007 silam. Saat itu, tanggul Kali Samin jebol sehingga air sungai langsung merendam ribuan rumah penduduk di wilayah Soloraya.

“Ketinggian banjir mencapai lebih dari dua meter. Saking tingginya rumah penduduk sudah tak terlihat. Itu paling parah selama saya hidup di sini [Dusun Kesongo],” ujar dia.

Hal senada diungkapkan warga setempat lainnya, Agus Walimin. Banjir masih mengintai warga di dekat Sungai Bengawan Solo dan Kali Samin selama musim penghujan. Terlebih, tanggul Kali Samin di Dusun Kesongo longsor pada 2016 dan berpotensi jebol.

Biasanya, saat air sungai mulai meluap maka warga langsung mengungsi ke rumah tetangga, tenda darurat atau balai desa setempat. Namun, ada sebagian warga yang memilih tinggal di rumah sambil menunggu banjir surut.

“Hanya kalangan wanita dan anak-anak yang mengungsi. Sementara para pemuda tetap tinggal di rumah untuk menjaga harta benda,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya