SOLOPOS.COM - Salijo, 70, duduk melihat televisi dengan kondisi air menggenangi rumahnya saat banjir melanda lingkungan RT 018/RW 007, Dukuh Wirun, Desa/Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Selasa (23/2/2016) malam. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Banjir Sragen terjadi Selasa malam.

Solopos.com, SRAGEN— Sebanyak 30 rumah terendam air dalam banjir yang melanda wilayah Kecamatan Sidoharjo dan Sragen Kota, Selasa (23/2/2016) malam. Banjir tersebut disebabkan luapan Sungai Mungkung dan Sungai Garuda dengan kedalaman banjir di lingkungan warga mencapai 1,5 meter.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Banjir itu terjadi lantaran hujan lebat mengguyur wilayah Karanganyar yang merupakan hulu Sungai Mungkung dan Sungai Garuda dan wilayah Sragen Kota dan Sidoharjo sejak pukul 17.00 WIB hingga pukul 21.30 WIB.

Luapan Sungai Mungkung menggenangi empat dukuh di wilayah Desa/Kecamatan Sidoharjo, yakni di Dukuh Wirun, Dukuh Kleco Wetan, Dukuh Kleco Kulon, dan Dukuh Tlobongan. Ketinggian air terdalam berdasarkan pantauan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen ketinggian air maksimal mencapai 1,5 meter terjadi wi wilayah Wirun dan sekitarnya.

Sementara luapan Sungai Garuda menggenangi perkampungan di wilayah Sragen Kota. Air menggenangi Kampung Teguhan Kelurahan Wetan yang berada di bantaran sungai setinggi 20 cm.

Kemudian luapan Sungai Garuda juga menggenangi Kampung Pecing, Kelurahan Sragen Tengah, setinggi 50 cm, terutama tempat dataran rendah, jalan dan perkebunan. Pondok Darul Ihsan Muhammadiyah Pringan, Sragen Tengah juga sempat tergenang air setinggi 40 cm.

Di wilayah Kelurahan Karang Tengah juga terjadi banjir di lingkungan RT 002, Karanga Tengah. Luapan Sungai Garuda juga menggenangi lima dukuh di Desa Tangkil, Sragen Kota, yakni Dukuh Ngrompolan, Karang Legi, Kerisan, Karang, dan Krangan dengan ketinggian air mencapai 60 cm. Sementara tidak ada korban material dan jiwa.

Sejumlah warga di Dukuh Wirun hingga pukul 24.00 WIB masih beraktivitas membersihkan rumah dan menghalau air agar tidak masuk rumah.

Seorang warga RT 018, Wirun, Paniyem, 80, mengahalau air dengan menggunakan sapu lidi. Air sempat masuk ke rumah Paniyem setinggi 20 cm. “Kalau di rumah saya agak mendingan. Yang paling parah di sebelah utara. Tadi air sampai 1,5 meter,” kata Paniyem saat ditemui Solopos.com, Selasa malam.

Tetangga Paniyem yang berada 100 meter arah utara dari rumahnya, yakni Salijo, 70, masih membersihkan sampah yang mengapung di air di teras rumahnya. Air luapan Sungai Mungkung masih menggenangi rumahnya sampai di atas mata kaki.

“Air surutnya agak lama karena jalan ring road utara ditinggikan sampai 60 cm. Kalau jalan itu tidak ditinggikan air bisa langsung mengalir ke utara dan dukuh ini tak sampai lama tergenang air,” katanya.