SOLOPOS.COM - Tiga orang perangkat Desa Kedungupit (kiri) memeriksa kondisi Bendungan Sungai Wangan di Dukuh Blimbingrejo, Desa Kedungupit, Sragen Kota, Sragen yang jebol diterjang banjir, Kamis (25/2/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Banjir Sragen, bendungan Sungai Wangan jebol dan membuat petani waswas.

Solopos.com, SRAGEN–Bendungan Sungai Wangan dan jalan usaha tani yang terletak di area pertanian Desa Kedungupit, Kecamatan Sragen Kota jebol dan putus lantaran diterjang banjir, Selasa (23/2/2016) lalu. Para petani waswas karena ratusan hektare areal pertanian padi di wilayah Kedungupit terancam rusak dan hanyut bila sewaktu-waktu banjir lagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para petani mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen segera mengupayakan tindakan darurat untuk mengantisipasi banjir susulan agar tanggul yang membatasi areal sawah dan sungai tidak jebol dan jalan usaha tani tidak terkikis habis erosi sungai. Kepala Desa Kedungupit, Sragen Kota, H. Suryanto, langsung mengirim surat aduan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen yang ditembuskan ke Dinas Pertanian (Distan) Sragen tentang kerusakan infrastruktur pertanian itu. Suryanto berharap Pemkab Sragen segera mengambil kebijakan darurat agar kerusakan infrastruktur pertanian itu tidak bertambah parah.

“Kalau kerusakan bendungan, tanggul, dan jalan usaha tani tidak segera diperbaiki maka akan mengancam ratusan hektare sawah yang ada di Kedungupit bahkan sampai ke wilayah Desa Tangkil. Tanggul di sisi timur Sungai Wangan sudah retak dan labil. Air sungai mendadak besar lagi maka tanggul itu habis dimakan air. Tanggul di sisi barat yang menjadi akses jalan usaha tani sudah putus sepanjang 25 meter. Kalau hujan deras lagi dipastikan puluhan hektare sawah di sebelah barat bendungan terendam air,” kata Suryanto saat bertemu Solopos.com di lokasi bendungan jebol, Kamis (25/2/2016).

Suryanto didampingi Bayan Kedungupit Samidi dan para perangkat desa meninjau lokasi yang terdampak banjir. Suryanto menyebut bendungan itu merupakan proyek Dinas Pertanian yang selesai 2015. Belum genap satu tahun, proyek baru itu jebol karena tak mampu menahan air. Bendungan yang jebol selebar 2,5 meter dan mengikis tanggul sungai setinggi tiga meter dan sepanjang 25 meter. Selain itu, Suryanto juga menyebut lahan pertanian milik petani juga ikut terkikis erosi sungai. Sawah itu, kata Suryanto, milik petani Sarmidin. Ada tiga lokasi sawah milik Sarmidin yang terkikis erosi Sungai Wangan yang juga anak Sungai Bengawan Solo.

Bayan Kedungupit, Samidi, menambahkan kerusakan bendungan dan akses jalan usaha tani tersebut berdampak pada 20 patok tanaman padi rusak dan ambruk. Samidi memastikan petani pemilik 20 patok sawah itu mengalami kerugian puluhan juga rupiah. “Salah satu sawah milik Parno, petani asal Blimbingrejo, Kedungupit. Kalau Pemkab tidak segera mengatasi kerusakan infrastruktur pertanian itu ya petani yang khawatir dan waswas. Sekarang saja, sebagian petani memilih panen dini karena banyak padinya yang ambruk dan terendam air,” imbuhnya.

Sementara, Kabid Pengairan, Pertambangan, dan Energi Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen, Subagiyono, memastikan bendungan Sungai Wangan itu bukanlah proyek milik DPU tetapi proyek dari Distan Sragen. “Saya sudah meminta anggota untuk melihat lokasi. Ternyata benar, DPU tidak memiliki proyek bendung di Kedungupit,” tutur Subagiyo.

Sekretaris Distan Sragen, Suharyamto, mengaku menerima tembusan surat aduan dari Kades Kedungupit. Berdasarkan surat itu, Suharyamto akan mengirim nota dinas kepada Bupati Sragen agar segera diambil kebijakan darurat dalam jangka pendek. Dia masih mencari dokumen tentang proyek pembangunan bendungan Sungai Wangan itu.

“Kami harus pastikan proyek itu merupakan proyek APBD 2015 penetapan atau perubahan. Ketika proyek baru tetapi rusak terkena bencana itu kebijakan seperti apa harus ada koordinasi lebih lanjut. Ketika masih dalam masa pemeliharaan apa rekanan mau memperbaiki proyek yang rusak akibat bencana alam? Semua persoalan itu harus dikaji lebih lanjut. Nominal pekerjaannya saya kira hanya Rp200 jutaa,” ujar Suharyamto saat ditemui wartawan, Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya