SOLOPOS.COM - Banjir luapan Kali Garuda menggenangi rumah Sudiono di Kampung Pecing, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen, Senin (28/11/2016) malam. (M Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Banjir Sragen terjadi di dua desa.

Solopos.com, SRAGEN — Hujan deras yang melanda Sragen dan sekitarnya mengakibatkan Kali Garuda dan Kali Mungkung meluap, Senin (28/11/2016) malam. Luapan anak Sungai Bengawan Solo itu menggenangi dua kelurahan dan dua desa di Kabupaten Sragen.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Banjir luapan Kali Garuda menggenangi rumah Sudiono di Kampung Pecing, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen, Senin (28/11/2016) malam. (M Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Banjir luapan Kali Garuda menggenangi rumah Sudiono di Kampung Pecing, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen, Senin (28/11/2016) malam. (M Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Pengamatan Solopos.com di lokasi, hingga pukul 22.30 WIB, banjir masih menggenangi puluhan rumah di Kampung Ngepringan, Kelurahan Karangtengah dan Kampung Pecing Kelurahan Sragen Tengah.

Banjir juga menggenangi Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ihsan Muhammadiyah di Kampung Ngepringan. Di ponpes ini, ketinggian air hingga perut orang dewasa. Beruntung, ratusan santri di ponpes tersebut bisa mengungsi ke lantai atas.

Banjir juga melumpuhkan jalan dari simpang tiga Pecing menuju Sragen Tengah. Beberapa pengendara sepeda motor nekat menerjang banjir. Beberapa di antaranya mogok sehingga harus didorong.

”Banjir mulai menggenangi kampung kami sejak pukul 20.00 WIB. Makin malam, makin tinggi airnya. Kali terakhir banjir menerjang kampung kami [Ngepringan] itu 2007 silam. Saat itu, ketinggian air sampai seleher orang dewasa,” kata Mulyoto, 55, warga setempat saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Sudiono, 50, warga Sragen Tengah menuding banyaknya sampah dan akar rumpun bambu yang menumpuk di dasar Kali Garuda sebagai penyebab banjir. Menurutnya, sampah dan akar rumpun bambu itu sudah bertahun-tahun menumpuk di dasar sungai namun tidak ada upaya untuk membersihkan.

”Yang saya khawatirkan selama ini akhirnya terjadi juga. Sudah 10 tahun kami tidak kebanjiran, sekarang bencana ini datang lagi. Semua karena banyaknya sampah dan rumpun bambu di dasar sungai,” ucap Sudiono.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Heru Wahyudi mengatakan selain menerjang dua kelurahan, banjir juga melanda Dusun Bugel Desa Tangkil dan Dusun Wirun Desa/Kecamatan Sidoharjo. Khusus Dusun Wirun, banjir datang karena luapan Kali Mungkung.

Menurutnya, BPBD Sragen masih mendata jumlah korban terdampak banjir luapan Kali Garuda dan Kali Mungkung.

”Sementara ini belum ada warga yang mengungsi. Namun, kami tetap mengimbau warga untuk waspada. Jika debit air bertambah, segera cari titik aman. Malam ini kami akan mengirimkan sembako kepada korban banjir,” terang Heru saat dihubungi via telepon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya