SOLOPOS.COM - Tanggul DI Colo Timur di Desa Guworejo, Karangmalang, Sragen, jebol, Rabu (21/2/2018) malam. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Lahan pertanian seluas 68 hektare terancam kebanjiran akibat tanggul jebol di Karangmalang, Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Dua tanggul di dua desa wilayah Kecamatan Karangmalang, Sragen, jebol akibat banjir pada Rabu (21/2/2018) malam. Jebolnya tanggul-tanggul tersebut berdampak pada areal pertanian seluas lebih dari 68 hektare terancam tak dapat alirasi irigasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tanggul pertama jebol di Daerah Irigasi (DI) Colo Timur di wilayah Desa Guworejo, Kecamatan Karangmalang, Sragen. Tanggul sepanjang 10 meter dan selebar 3 meter dengan ketinggian 2 meter jebol karena dorongan arus air dari aliran air pembuangan air hujan dari wilayah Guworejo dan Kedunggandu, Karangmalang.

Aliran air irigasi tersebut melintas di bawah aliran DI Colo Timur dan ditangkap para petani di wilayah Dukuh Turi Guworejo dan Kelurahan Kroyo Karangmalang seluas 68 hektare. Tanggul di sebelah barat yang berjarak hanya 10 meter juga terancam jebol karena sudah retak-retak dan sebagian tanah tanggul sudah longsor.

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Sragen, Sastro Purwoko alias Goman, saat ditemui wartawan di lokasi tanggul DI Colo Timur, Kamis (22/2/2018), mengatakan tanggul jebol ini sudah ke sekian kalinya karena desakan volume air yang berlebih dari saluran irigasi di sebelah selatan DI Colo Timur.

“Saluran air dari Guworejo itu mestinya bisa mengalir hingga ke Turi dan Kroyo lewat gorong-gorong yang melintas di bawah aliran DI Colo Timur. Kami menduga gorong-gorong saluran itu tersumbat sampah sehingga air meluap dan mengakibatkan tanggul jebol. Untuk perbaikannya ya harus ada upaya pembersihan sampah di gorong-gorong dan pembuatan talut permanen sepanjang aliran DI Colo Timur,” ujar Goman. (Baca: Jalan Desa Dawungan Nyaris Putus, Talut Jembatan Ambrol)

Penjaga Pintu Air DI Colo Timur wilayah Sragen, Yudiyanto, menambahkan tidak berfungsinya saluran air karena tersumbat itu mengganggu sistem irigasi pada areal sawah seluas 68 hektare di wilayah Turi dan Kroyo. Dia berharap ada upaya darurat untuk segera mengatasi penyumbatan gorong-gorong di saluran itu sehingga tidak berdampak pada potensi jebolnya tanggul untuk kesekian kalinya.

“Bagian tanggul di sisi barat tanggul yang jebol itu sudah terancam. Kalau tidak segera diatasi masalah penyumbatan itu, tanggul lainnya berpotensi jebol lagi dan luas tanggul yang jebol sekarang menjadi semakin panjang karena intensitas hujan masih tinggi,” kata dia.

Tanggul kedua yang jebol di wilayah Dukuh Purwosari, Desa Jurangjero, Kecamatan Karangmalang, Sragen. Tanggul anak Sungai Mungkung itu jebol sepanjang lima meter dan setinggal 1,5 meter dan selebar 1,5 meter.

Ngatman, 60, seorang petani Dukuh Purwosari RT 007, Jurangjero, saat ditemui Solopos.com, Kamis siang, menyampaikan jebolnya tanggul sungai itu berdampak pada rusaknya lahan pertanian milik Suraji seluas satu patok. Dia bersyukur sawah yang rusak itu tidak ada tanaman padinya karena baru dipanen beberapa hari yang lalu.

“Sampah dan pasir menjadi memenuhi areal sawah. Untuk sementara tanggul itu kami tancapi bambu berukuran besar dan bekas lincak untuk menghalau sampah masuk saat sungai banjir lagi. Selain itu, arus airnya yang kencang sampai ke permukiman penduduk di wilayah Dukuh Guwosari,” ujarnya.

Dia berharap dampak jebolnya tanggul itu tidak sampai merusak sawah lainnya. Dia meminta ada perhatian dari pemangku kepentingan untuk segera memperbaiki tanggul itu. Ancaman jebolnya tanggul juga semakin panjang mengingat sebagian besar tanah tanggul sudah terkikis aliran air sungai.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya