Banjir Soloraya tak biasanya merendam kawasan selatan Kampus Universitas Surakarta (Unsa).
Solopos.com, KARANGANYAR — Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan deras dalam waktu yang lama di wilayah Jawa Tengah (Jateng) diprediksi berlangsung selama tiga hari, mulai Sabtu (18/6/2016) lalu hingga Senin (19/6/2016).
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Pernyataan itu disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat menengok korban banjir Sungai Bengawan Solo di Dukuh Daleman, Ngringo, Jaten, Karanganyar, Minggu (19/6/2016). Informasi itu merujuk prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Kalau menurut BMKG cuaca buruk selama tiga hari. Jadi kita harus terus waspada hingga Senin [20/6/2016],” ujar dia. Pemerintah kabupaten/kota di Jateng diminta mengambil langkah-langkah antisipasi berbagai potensi bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.
Ganjar meminta penanganan bencana alam memprioritaskan keselamatan masyarakat jangan sampai jatuh korban jiwa dalam setiap bencana yang terjadi. “Utamakan keselamatan manusianya. Kalau butuh pengungsian pasti disiapkan, termasuk logistik,” ujar dia.
Ganjar menyoroti kondisi Dukuh Daleman yang rutin kebanjiran sejak 2012. Dia menilai kondisi tersebut perlu penyelesaian permanen segera. Sementara sejumlah bangunan rumah warga di tepi Sungai Siwaluh, Karanganyar, dilaporkan rusak karena banjir.
Kepala BPBD Karanganyar, Nugroho, mengonfirmasi hal itu. Di sisi lain, menurut dia, banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo juga terjadi di selatan Kampus Universitas Surakarta (Unsa), Jaten, Karanganyar. Sebanyak enam rumah indekos tergenang banjir kedalaman 1 meter.
“Lokasi banjir di selatan Kampus Unsa ini adalah titik baru banjir. Selama ini tercatat di lokasi ini tidak banjir. Sementara untuk logistik pengungsi sudah kami kirimkan. Tadi malam [Sabtu] ada warga yang sakit, tapi sudah saya evakuasi,” terang Nugroho.