SOLOPOS.COM - Kondisi banjir di Jl Yosodipuro, Solo Minggu (2/10/2016) sore. (JIBI/Solopos/Irawan Sapto A)

Banjir Soloraya, munculnya genangan air dan banjir setelah hujan di Kota Solo saat ini merata dan sulit diprediksi.

Solopos.com, SOLO — Munculnya genangan air dan banjir setelah hujan di wilayah Soloraya kini cenderung merata dan sulit diprediksi. Daerah yang tadinya aman dari genangan dan banjir setelah hujan, kini bisa tergenang dengan ketinggian air sampai puluhan sentimeter.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Pusat Studi Bencana Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PSB LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sarjoko Lelono, mencermati saat ini peluang terjadinya banjir dan genangan di Kota Bengawan cenderung merata dan sulit diprediksi.

“Hampir semua lokasi di Solo saat ini punya kerawanan banjir dan genangan sendiri-sendiri. Seperti yang terjadi di selatan Unisri [Universitas Slamet Riyadi], Minggu [(2/10)] lalu banjir sampai satu meter. Ini paling tinggi sejak 2001 lalu. Dirunut dari sejarahnya, Banyuanyar dua kali selalu kena banjir, tapi tempo hari [Selasa malam], justru minim terjamah air. Saat ini memang genangan dan banjir makin sulit diprediksi,” kata dia.

Sarjoko menjelaskan melihat posisi Solo yang berada di wilayah cekungan, harus diupayakan mitigasi bencana baik banjir kiriman maupun lokal yang berasal dari genangan air akibat tidak optimalnya fungsi drainase dan infiltrasi tanah di dalam kota. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan normalisasi sungai dan anak sungai di Kota Bengawan. [Baca juga: Genangan di Mana-Mana, Ini Ruas Jalan yang Lumpuh]

Dia menyebutkan saat ini kondisi Sungai Tanggul, Sungai Premulung, dan Sungai Jenes banyak dipenuhi sampah. Akibatnya aliran air yang semestinya bisa lancar mengalir menuju Sungai Bengawan Solo terhambat. Untuk kondisi Sungai Jenes dan Premulung, sedimen tidak terlalu tinggi lantaran konstruksi dasarnya berupa padas.

Sedangkan Kali Pepe dan Kali Anyar, dia menyebut saat ini mendesak dilakukan pengerukan lantaran sedimennya sudah cukup tinggi. Hal ini mengakibatkan daya tampung air yang masuk ke sungai semakin merosot.

“Masyarakat harus mulai sadar, tindakan sangat kecil seperti membuang sampah di sungai dampaknya besar bagi lingkungan. Warga tidak bisa begitu saja menyalahkan alam saat banjir, tapi juga harus berkontribusi menjaga daerah aliran sungai dan sungai tetap bersih,” pesannya.

Selain itu, dia juga menyoroti banyaknya selokan atau saluran drainase di Solo yang tertutup bangunan. “Ini membuat perawatan dan kontrol drainase sulit dilakukan. Saat saluran ditutup, pengerukan sedimennya bagaimana. Padahal kondisi ini sudah bertahun-tahun. Ketika pemerintah menggalakkan pembangunan saluran drainase, harus dipertimbangkan juga ke depan perawatannya,” beber dia.

Kasubag Umum Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Bambang, menyampaikan sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk menanggulangi banjir terutama di Solo.

“Salah satunya dengan pembuatan Bendung Karet dan normalisasi Kali Pepe. Pendangkalan di Kali Pepe saat ini sudah cukup tinggi. Kami akan keruk dan tingkatkan kapasitasnya dari 1,2 juta meter kubik menjadi 2 juta meter kubik,” jelas dia saat ditemui di kantornya, Rabu siang.

Dia mengatakan upaya penaganan banjir di hilir atau Kota Solo tidak bisa optimal tanpa dukungan penganganan dari hilir dan jalur air yang dilalui. “Saat ini kita lihat sendiri. Alih fungsi lahan produktif di Soloraya cukup tinggi. Areal persawahan yang sebelumnya potensial menjadi tangkapan air, saat ini berubah secara masif menjadi perumahan. Perubahan ini juga biasanya diiringi penyempitan saluran drainase. Ini juga perlu intervensi pemerintah daerah,” paparnya.

Bambang menyebutkan saat ini BBWSBS telah meningkatkan koordinasi dengan kawasan hilir di Gunung Merapi, Merbabu, Lawu, dan lain-lain. “Kami tingkatkan kembali koordinasi dengan wilayah hilir. Supaya kejadian seperti tempo hari bisa diantisipasi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya