SOLOPOS.COM - Sampah rumah tangga banyak menumpuk di kampung Joyotakan, Serengan, setelah banjir surut, Senin (20/6/2016). Warga meminta DKP Solo segera menerjunkan truk pengangkut sampah. (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Banjir Solo, warga Joyotakan mulai krisis air bersih.

Solopos.com, SOLO–Ratusan warga Joyotakan, Serengan mulai meninggalkan posko pengungsian banjir, Senin (20/6/2016). Setelah banjir surut warga mulai merasakan kesulitan mendapatkan air bersih untuk minum.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang warga Agung, mengatakan warga RT 003 /RW 003 mulai meninggalkan posko pengungsian pada Senin pukul 04.00 WIB setelah banjir dipastikan surut. Warga langsung membersihkan rumah masing-masing karena kondisinya penuh dengan lumpur.

“Kami butuh waktu lima jam untuk membersihkan rumah karena banyak peralatan rumah tangga ikut terendam banjir,” ujar Agung saat ditemui Solopos.com di rumahya, Senin.

Agung mengatakan upaya warga membersihkan rumah terkendala minimnya suplai air bersih. Biasanya setelah banjir surut ada mobil pemadam kebakaran (damkar) keliling membantu warga menyemrotkan lumpur di dalam rumah.

“Kami juga kekurangan air bersih untuk minum karena air PDAM [Perusahaan Daerah Air Minum] sejak Minggu kemarin sampai sekarang mati,” kata dia.

Agung mengatakan air bersih saat ini sangat dibutuhkan warga karena air sumur dalam di wilayah Joyontakan tidak layak konsumsi karena air sangat keruh dan bau. Ia mengaku sampai saat ini belum ada bantuan air bersih dari PDAM dan Pemkot Solo.

“Warga terpaksa harus membeli air isi ulang sendiri untuk kebutuhan minum. Kami berharap segera ada bantuan air bersih ke warga,” kata dia.

Agung mengatakan selain bantuan air bersih warga juga membutuhkan bantuan truk pengangkut sampah untuk membersihkan sampah yang masih banyak berserakan di sudut-sudut kampung.

“Kami khawatir kalau sampah yang menumpuk tidak segera dibersihan DKP [Dinas Kebersihan Pertamanan] dapat menimbulkan penyakit,” kata dia.

Senada diungkapkan warga lainnya, Saparjan. Menurut dia, kebutuhan mendesak warga setelah banjir surut adalah air bersih untuk minum. Ia mengaku sudah membeli air bersih sebanyak 100 liter dengan harga Rp8.000 untuk kebutuhan minum keluarga.

“Kami sudah mengajukan bantuan air bersih ke posko bencana banjir Joyotakan tetapi sampai sekarang bantuan tak kunjung datang,” kata dia.

Sementara itu, Lurah Joyotakan, Serengan, Purbowinoto, membenarkan warganya saat ini membutuhkan air bersih minum dan truk mengangkut sampah untuk membersihkan sampah sisa banjir.

“Saya sudah melaporkan ke Wali Kota Solo dengan tembusan PDAM dan DKP agar segera mengirimkan bantuan,” ujar Purbowinoto saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin.

Purbowinoto meminta semua ketua rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) di Joyotakan aktif mengecek warganya setelah banjir. Kalau warga membutuhkan sesuatu segera melaporkan ke kelurahan selanjutnya akan dilaporkan ke dinas terkait.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya