SOLOPOS.COM - Kondisi Kampung Tempel, Banyuanyar, Solo, Minggu (26/4/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos/dok)

Dampak banjir di Solo belum lama ini mulai terasa dengan menurunnya harga tanah di kawasan yang terkena banjir.

Solopos.com, SOLO-Harga tanah maupun rumah di Kelurahan Banyuanyar, Banjarsari, turun setelah bencana banjir akhir April lalu. Beberapa warga bahkan kesulitan menjual rumah meski sudah banting harga.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Informasi yang dihimpun solopos.com, Selasa (12/5/2015), harga tanah di Banyuanyar yang dulu sekitar Rp2 juta per meter persegi kini turun menjadi sekitar Rp1,5 juta per meter persegi.

Turunnya harga tanah maupun bangunan membayangi kawasan dekat Kali Pepe seperti RW 005, RW 006, RW 007 dan RW 008. “Hampir semua wilayah kelurahan harga tanahnya turun setelah banjir. Yang paling terasa di empat RW itu,” ujar Lurah Banyuanyar, Budi Utomo, saat ditemui di ruang kerjanya.

Lurah mengatakan Banyuanyar menjadi kelurahan yang terdampak luapan Kali Pepe paling besar. Sedikitnya ada 6.000 keluarga yang rumahnya tergenang banjir. Budi menilai sebuah kewajaran harga tanah di suatu tempat turun setelah dilanda bencana. “Memang belum ada gejolak besar, tapi fakta di lapangan (harga tanah) memang sudah mulai turun,” kata dia.

Selain tanah, harga bangunan ikut terdepresiasi setelah banjir. Sebuah rumah di RW 006 dengan harga Rp1,3 miliar pada Desember 2014 kini pun tak laku meski dijual Rp1 miliar. Lurah menilai butuh waktu untuk memulihkan harga tanah dan properti di Banyuanyar. Budi optimistis penataan koridor yang dimulai 2016 bakal menjadi titik balik investasi di wilayahnya. Disinggung adakah spekulan yang memanfaatkan kondisi terbaru, Lurah menggelengkan kepala. “Setahu kami belum ada.”

Seorang warga RT 002/RW 005 Banyuanyar, Suyatno, 60, membenarkan adanya penurunan harga tanah dan bangunan pascabanjir. Menurutnya, tanah yang berada di pinggir jalan beraspal seperti Jl. Bone kini sulit laku jika dibanderol seperti harga awal yakni Rp2 juta per meter persegi.

“Pasti ada penurunan. Kalau tanah di gang kampung sekarang mungkin enggak sampai Rp1,5 juta per meter persegi,” urainya.

Di sisi lain, anjloknya harga tanah di Banyuanyar tidak merambah Sumber yang sebagian wilayahnya juga tergenang banjir. Menurut seorang warga Gayamsari, Sumber, Joko, belum terlihat adanya penurunan harga tanah di kawasan yang menjadi kediaman Presiden Joko Widodo itu. “Setahu saya masih di sekitar Rp2,5 juta. Mungkin karena banjir di Sumber tidak terlalu parah,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya