SOLOPOS.COM - Pintu Air Demangan Solo (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Banjir Solo, BPBD Solo merilis pintu air Demangan saat banjir tak bisa menutup sempurna.

Solopos.com, SOLO–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo menerima laporan dari warga terkait salah satu pintu air di Demangan, Sangkrah, Pasar Kliwon tidak bisa menutup sempurna saat terjadi banjir, Minggu (19/6/2016).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Pelaksana BPBD Solo, Gatot Sutanto, mengatakan dari 10 pintu air di Demangan ada satu pintu air yang tidak bisa menutup sempurna. Dari laporan petugas penjaga pintu, lanjut dia, penyebab pintu tidak bisa menutup sempurna diduga karena bagian bawah pintu terganjal batu.

“Kami tidak tahu sejak kapan pintu air Demangan tidak bisa menutup sempurna. BPBD baru menerima laporan pada saat sungai Bengawan Solo meluap Minggu kemarin,” ujar Gatot saat ditemui wartawan disela meninjau posko bencana banjir di Joyotakan, Senin (20/6/2016).

Gatot mengatakan akibat salah satu pintu air ada yang tidak bisa menutup sempurna mengakibatkan air dari Sungai Bengawan Solo sempat masuk ke Sungai Pepe. Hal itu terjadi karena pada saat itu ketinggian air Sungai Bengawan Solo lebih tinggi dibandingkan Sungai Pepe.

“Air dari Sungai Bengawan Solo yang masuk ke Sungai Pepe tidak terlalu banyak tetapi kalau terus dibiarkan sangat berbahaya,” kata dia.

Ia mengaku sudah melaporkan temuan itu kepada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo untuk segera memperbaiki pintu air Demangan. Perbaikan mendesak dilakukan karena ancaman banjir di Solo diprediksi masih berlangsung beberapa hari kedepan.

Ditanya mengenai kondisi banjir di Solo, Gatot mengatakan semua pengungsi pada Senin (20/6/2016) sudah kembali kerumahnya masing-masing. Data terakhir ada 15 kelurahan di empat kecamatan Solo terkena dampak banjir pada Minggu (20/6/2016). Jumlah warga terdampak banjir sebanyak 4.716 KK.

“Kami masih membuka posko bantuan banjir meskipun pengungsi sudah kembali ke rumah. Sampai kepan posko akan dibuka menunggu perkembangan kondisi cuaca,” kata dia.

Ia mengatakan warga yang terkena banjir saat ini membutuhkan peralatan bersih-bersih rumah seperti sapu dan pengepel lantai. Selain itu juga membutuhkan popok bayi.

“Bantuan bencana seperti beras dan makanan siap saji terus mengalir dari masyarakat ke posko bencan banjir sampai sekarang,” kata Gatot.

Kelurahan Joyotakan, Serengan, kata dia, paling parah terkena dampak banjir. Hampir seluruh rumah warga di Joyotakan terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 2 meter sampai 3 meter.

“Kami mengimbau warga untuk mewaspadai penyakit setelah banjir. Jika ada warga merasakan sakit silakan datang ke posko kesehatan,” kata dia.

Disinggung mengenai kerugian akibat bencana, dia mengaku belum selesai melakukan pendataan. BPBD dalam rapat bersama dengan dinas terkait tidak mendapatkan laporan dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) terkait kerusakan infrastruktur.

Sementara itu, Lurah Joyotakan, Serengan, Purbowinoto, mengatakan sebanyak 2.541 KK dengan 8.156 Jiwa yang terdampak banjir meluapnya sungai Bengawan Solo. Ia memastikan banjir yang terjadi Minggu kemarin tidak berdampak buruk bagi warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya