SOLOPOS.COM - Warga bantaran Sungai Bengawan Solo wilayah Sangkrah mengungsi di tanggul sungai dekat rumah mereka, Senin (24/4/2017) pagi. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Banjir Solo, ratusan warga mengungsi karena rumah mereka terendam luapan sungai.

Solopos.com, SOLO — Sungai Bengawan Solo dan Sungai Premulung meluap akibat hujan deras pada Minggu (23/4/2017) sore hingga malam. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo mencatat ada 177 keluarga yang terdampak dan terpaksa mengungsi luapan air sungai tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Solo, Eko Prajudhy Noor Aly, mengatakan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD Solo mencatat ada empat kelurahan di Solo yang terdampak luapan air Sungai Bengawan Solo dan Sungai Premulung, yakni Joyotakan, Sewu, Semanggi, dan Sangkrah. Luapan air sungai di empat kelurahan tersebut membanjiri rumah milik 177 keluarga yang terdiri dari 610 orang.

“Kami baru mendapat laporan sementara dari teman-teman tim reaksi cepat. Sementara informasi yang terkumpul diketahui ada 177 keluarga yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Premulung sejak Minggu malam,” kata Eko saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (24/4/2017) pagi.

Ekspedisi Mudik 2024

Eko meminta pemerintah kelurahan di Solo, khususnya yang wilayahnya berbatasan atau dilalui aliran sungai melaporkan dampak bencana banjir saat hujan lebat. Dia mengatakan BPBD siap membantu hingga mengevakuasi warga yang membutuhkan pertolongan.

Eko menyampaikan selagi terus mendata, BPBD telah membangun tenda darurat untuk pengungsian warga terdampak banjir. “Bersyukur tidak ada korban jiwa akibat luapan sungai kali ini. Upaya yang kami lakukan bersama para sukarelawan adalah mendata dan mendirikan tempat pengungsian atau tenda darurat. Sementara belum ada kepastian soal jumlah pengungsi sekarang. Yang jelas, mereka yang mengungsi adalah sebagian besar warga bantaran Sungai Bengawan Solo,” kata Eko.

Eko mengimbau warga bantaran Sungai Bengawan segera pindah mengikuti program relokasi dari Pemkot Solo. Dia menegaskan warga bantaran sendiri yang akan merugi jika tidak mau ikut program relokasi karena akan terus terdampak banjir saat muka air Sungai Bengawan naik.

Warga bantaran tidak bisa tinggal tenang di rumah saat hujan lebat atau air sungai naik. Sukarelawan penanggulangan bencana, Gatot Sutanto, mengatakan pada Senin dini hari, sedikitnya ada 50 keluarga di bantaran Sungai Bengawan yang mengungsi.

Dia memprediksi jumlah pengungsi akan bertambah jika muka air sungai masih tinggi. Gatot mengatakan pada Senin pukul 08.00 WIB, muka air Sungai Bengawan berdasarkan pemantauan di Jurug, masih siaga kuning.

Pantauan Solopos.com, Senin pagi, air Sungai Bengawan Solo masih tinggi. Warga bantaran Sungai Bengawan Solo di wilayah Sangkrah dan Semanggi masih mengungsi di tenda yang didirikan di tanggul. Beberapa dari mereka ada yang sudah mulai membersihkan rumah dari lumpur dan air.

Seorang warga bantaran Sungai Bengawan Solo, wilayah RT 005/RW 013 Sangkrah, Triono, 25, memilih bertahan mengungsi di tanggul meski cuaca pada Senin pagi cerah. Dia bersama keluarganya belum berani pindah ke rumah karena khawatir hujan kembali turun dan volume air Sungai Bengawan Solo kembali meluap sewaktu-waktu.

Menurut Triono, volume air Sungai Bengawan pada Senin pagi masih tinggi. Dia meminta bantuan logistik untuk warga yang mengungsi.

“Sementara kami bersih-bersih rumah dahulu sekaligus mengamankan barang yang tertinggal,” ujar Triono yang belum enggan pindah dari bantaran sungai karena belum mendapatkan tempat tinggal pengganti di tempat lain.

Data korban banjir Solo, Senin (24/4/2017)
1. Kelurahan Joyotakan
– RT 002/RW 003 (23 keluarga, 85 jiwa)
– RT 001/RW 002 (3 keluarga, 11 jiwa)
– RT 003/RW 003 (8 keluarga, 25 jiwa)

2. Kelurahan Sangkrah
– RT 004/RW 013 (50 keluarga, 139 jiwa)
– RT 005/RW 013 (12 keluarga, 48 jiwa)

3. Kelurahan Semanggi
– RT 001/RW 003 (17 keluarga, 78 jiwa)
– RT 001/RW 004 (20 keluarga, 80 jiwa)
– RT 007/RW 005 (23 keluarga, 92 jiwa)

4. Kelurahan Sewu
– RT 002/RW 002 (8 keluarga, 22 jiwa)
– RT 001/RW 003 (13 keluarga, 30 jiwa)

Total korban banjir: 177 keluarga, 610 jiwa

Sumber: BPBD Solo

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya