SOLOPOS.COM - Warga masih menyimpan barang di tanggul Sungai Bengawan Solo, wilayah Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo, Senin (20/6/2016) siang. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Banjir Solo sempat menggenangi sejumlah kawasan.

Solopos.com, SOLO – Warga mulai meninggalkan sejumlah tempat yang menjadi pengungsian korban banjir, Senin (20/6/2016) pagi.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Lurah Sangkrah, Singgih Bagjono, mengatakan warga Sangkrah yang terdampak banjir mulai meninggalkan pengungsian, Minggu (19/6/2016) malam saat air di rumah mereka mulai surut dan Senin pagi setelah waktu sahur. Tempat pengungsian di Sangkrah, antara lain Koramil Pasar Kliwon, Pendapa Kelurahan Sangkrah, Gedung Gita Pertiwi, Masjid Al Ikhlas, dan Masjid Salsabil.

“Pengungsi sudah pada kembali setelah ari surut. Mereka mulai membersihkan rumah masing-masing. Ada yang pulang pada Minggu malam, ada juga yang Senin pagi,” kata Singgih saat dijumpai Solopos.com di sela-sela memantau korban banjir di tanggul bantaran Sungai Bengawan Solo, Senin pagi.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Senin siang, tanggul bantaran Sungai Bengawan Solo masih digunakan sejumlah warga untuk mengamankan barang-barang. Sebagian besar dari mereka yang berada di kawasan tanggul adalah warga yang bertempat tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo. Warga mengamankan barang-barang, seperti pakaian, perabot rumah tangga, dan lain sebagainya di tanggul karena rumah mereka masih dalam proses pembersihan.

“Tanggul masih digunakan warga untuk menyimpan barang. Warga bantaran sungai mulai bersih-bersih rumah. Kalau rumah bersih, mereka mulai memindahkan barang dari tanggul. Begitu juga korban banjir di daerah lain. Warga mulai bersih-bersih rumah,” jelas Singgih.

Singgih menjelaskan dari 13 RW di Sangkrah, hanya dua yang bebas dari genangan air pada Minggu. Dua RW di Sangkrah yang bebas banjir adalah wilayah RW 007 dan 008. Dia menyebut, sebelumnya ada sekitar 700 KK yang mengungsi di berbagai lokasi. Singgih mengimbau kepada warga untuk tetap waspada terhadap bencana.

“Kami tetap mengimbau kepada warga untuk waspada. Logistik masih tersedia. Kami dapat dari BPBD, PMI, masyarakat, dan lain-lain. Kami nasih punya stok beras. Obat-obatan bisa minta puskemas kalau nanti membutuhkan. Sementara waktu, kami tetap membiarkan tenda-tenda berdiri di tanggul untuk antisipasi sebagai tempat pengungsian,” jelas Singgih.

Senada, Lurah Semanggi, Didik Wahyudi, mengatakan warga Semanggi yang menjadi korban banjir dan mengungsi sudah mulai kembali ke rumah masing-masing pada Minggu malam. Dia mengatakan sudah tidak ada lagi warga yang mengungsi. Meski demikian, Didik membenarkan, kawasan tanggul Sungai Bengawan Solo masih digunakan warga untuk menyimpan barang-barang. Mereka adalah warga bantaran.

Lurah Pasar Kliwon, Roh Warsito, juga menyebut tidak ada lagi warga yang mengungsi. Menurut dia, warga mulai membersihkan rumah masing-masing seiring dengan surutnya air Kali Jenes. Roh Warsito menyampaikan tidak ada kerja bakti masal. Warga membersihkan rumah dan lingkungan masing-masing.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya