SOLOPOS.COM - Aktivitas warga saat mengungsi di atas tanggul Sungai Bengawan Solo di Kampung Dadapan, Sangkrah, Pasar kliwon, Solo, Kamis (11/2/2016). Warga terpaksa mengungsi karena Sungai Bengawan Solo meluap sehingga sempat menggenangi pemukiman penduduk di kawasan bantaran sungai. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Banjir Solo, 80 keluarga di Kampung Dadapan, Sangkrah, Pasar Kliwon mengungsi di tanggul karena rumah terendam air.

Solopos.com, SOLO–Sedikitnya 80-an keluarga dari Kampung Dadapan dan Kampung Ngepung Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon, mengungsi di tanggul Bengawan Solo sejak Rabu (10/2/2016) malam. Mereka terpaksa tidur dan bermalam di tenda-tenda lantaran rumah mereka di kawasan bantaran Bengawan Solo terendam air Bengawan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com, Kamis (11/2/2016) siang, meski air Bengawan telah surut, namun warga di dua kampung tersebut masih mendirikan tenda-tenda di tanggul. Mereka tetap bertahan di tenda tanggul untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan. “Air setinggu satu meteran di dalam rumah. Namun, kami semua sudah siaga di tanggul,” ujar warga RT 004/RW 013 Kampung Dadapan, Sukirno.

Menurut Sukirno, air Bengawan mulai merangkak naik dan masuk ke permukiman warga sekitar pukul 23.00 WIB. Warga lantas beramai-ramai mengungsikan barang-barang berharga mereka ke tanggul dan sebagian di loteng rumah. “Kalau barang-barang elektronik listrik langsung kami naikkan ke loteng. Kasur dan kursi kami bawa ke tanggul,” paparnya.

Pagi harinya, Kamis (11/2/2016), sambung dia, air Bengawan mulai perlahan surut. Sebagain warga sudah mulai membersihkan rumah mereka agar endapan lumpur tak mengeras. Namun, untuk barang-barang berharga mereka, sebagian masih diungsikan di tanggul dan loteng.

“Kami sudah biasa menghadapi banjir, jadi kami enggak kaget,” katanya.

Sejauh ini, warga tetap siaga mengantisipasi air Bengawan kembali meluap. Untuk bantuan, kata dia, sudah ada banyak sumbangan berupa nasi bungkus.

Lurah Sangkrah, Singgih Bagjono, menyatakan 80 keluarga yang mengungsi merupakan warga yang tinggal di kawasan bantaran Bengawan Solo. Warga yang sudah direlokasi atau berada di barat tanggul tak satu pun yang diungsikan.

“Meski air sudah surut siang harinya, namun warga tetap siaga,” paparnya.

Sebenarnya, sambung Singgih, warga yang tinggal di bantaran tak menolak direlokasi. Namun, ada sejumlah kendala teknis yang membuat proses relokasi terkendala. “Misalnya, tanah yang mereka tempati masih satu induk dengan keluarga lainnya, tanah sewa, atau belum dapat tanah pengganti,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya