SOLOPOS.COM - Kondisi pengungsi di Sangkrah, Pasar Kliwon, Solo, Rabu (15/2/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Banjir Solo, sebanyak 158 keluarga di dua kecamatan mengungsi akibat banjir.

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 158 keluarga mengungsi akibat banjir di kawasan bantaran Sungai Bengawan Solo, Rabu (15/2/2017). Banjir diakibatkan hujan yang mengguyur wilayah Solo pada malam sebelumnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Warga mengungsi ke tanggul tak jauh dari rumah mereka. Secara terperinci, pengungsi itu tersebar di Kelurahan Sewu di Kecamatan Jebres serta Kelurahan Sangkrah dan Kelurahan Joyosuran di Kecamatan Pasar Kliwon. Di Sewu terdapat 25 keluarga atau 78 jiwa mengungsi ke tanggul.

Mereka berasal dari Kampung Beton RT 002/001 sebanyak dua keluarga, Kampung Sowijayan RT 001/RW 002 sebanyak tiga keluarga, Kampung Sowijayan RT 003/RW 002 sebanyak sembilan keluarga dan Kampung Putat RT 003/RW 002.

“Pengungsi terdiri atas 68 dewasa, tujuh balita, dan tiga di antaranya dalam keadaan sakit,” kata Ketua Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Kelurahan Sewu, Budi Utomo, saat ditemui Solopos.com di Kampung Putat, Rabu.

Sebuah tenda didirikan di tanggul. Selain itu, sejumlah peralatan memasak dan bahan makanan dipersiapkan di dekat tenda untuk keperluan dapur jika diperlukan. “Untuk kebutuhan bantuan logistik belum diperlukan karena masih ada sisa dari bantuan sebelumnya berupa mi instan dan beras,” kata Budi.

Genangan juga terjadi di sekitar rumah Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo, di Kelurahan Pucangsawit. Ketinggian air mencapai sekitar 40 cm dan tidak memasuki rumah. “Air hanya menggenangi jalan di RT 003/RW 011 dan RT 004/RW 011. Sekarang sudah surut,” ujar Lurah Pucangsawit, Selfi Rawung.

Di Kelurahan Sangkrah, banjir menggenangi rumah yang dihuni 125 keluarga atau 460 jiwa. Wilayah tergenang meliputi enam RT yakni RT 002/RW 010, RT 003/RW 010, RT 005/RW 011, RT 004/RW 012, RT 004/RW 013, dan RT005/RW 013. “Tapi tidak semua warga mengungsi ke tanggul,” kata Lurah Sangkrah, Singgih Bagjono.

Sementara itu, di Kelurahan Joyosuran, air Kali Tanggul menggenangi lima rumah warga di Kampung Kusumodilagan RT 002/RW 010, Kelurahan Joyosuran, Pasar Kliwon. Delapan keluarga atau 18 jiwa mengungsi ke tanggul. Mereka juga menyelamatkan barang-barang seperti kulkas, TV, mebel, hingga pakaian.

Salah satu warga, Joko Sanggono, 33, mengatakan air masuk ke rumah pukul 24.00 WIB dengan ketinggian mencapai 50 cm. “Saat ini kami belum membutuhkan bantuan karena sudah biasa. Air juga tampaknya mulai surut,” kata Joko, Rabu.

Terpisah, Lurah Joyotakan, Purbowinoto, mengatakan ketinggian muka air Kali Wingko di pintu air Joyotakan mencapai empat meter. Air menggenangi jalan di RT 001/RW 006, Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan. “Air tak memasuki rumah warga,” kata Purbowinoto, saat ditemui Solopos.com di pintu air Joyotakan.

Purbowinoto mengimbau masyarakat tetap waspada dengan cuaca ekstrem. “Saya mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada karena cuaca sedang esktrem,” imbaunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya