SOLOPOS.COM - Banjir luapan Kali Garuda menggenangi rumah Sudiono di Kampung Pecing, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen, Senin (28/11/2016) malam. (M Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Banjir di Sragen merendam ratusan rumah di Kecamatan Sragen. Bahkan 1 dusun terisolasi banjir.

Solopos.com, SRAGEN — Banjir menggenangi ratusan rumah yang tersebar di 11 dusun di Desa Tangkil, Kecamatan Sragen, Sragen, sejak Selasa (29/11/2016), dini hari. Hingga Selasa siang, belum ada tanda-tanda banjir akan surut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Banjir itu juga mengakibatkan jalan utama Sragen-Gesi, tepatnya di Desa Tangkil lumpuh. Ketinggian air di jalan itu mencapai sepaha orang dewasa. Arus lalu lintas dialihkan ke jalur alternatif. Banjir juga mengakibatkan SDN Tangkil 4 kebanjiran sehingga sekolah terpaksa diliburkan.

Ekspedisi Mudik 2024

”Banjir mulai datang pukul 03.00 WIB. Sejak saat itu, saya langsung mengamankan buku-buku dan peralaran penting. Saya menaruhnya di tempat yang lebih tinggi,” ujar petugas kebersihan SDN Tangkil 4 Suwanto saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Ke-11 dusun di Desa Tangkil yang dilanda banjir adalah Tugu, Gabusan, Krisan, Karang, Karanglegi, Tangkil, Grompolan, Bugel, Sungapan, Cumpleng dan Karanggungan. Dusun Tugu yang dihuni sekitar 200 kepala keluarga terisolasi karena banjir.

”Tugu menjadi dusun yang paling parah diterjang banjir. Tugu menjadi titik temu luapan banjir dari tiga sungai yakni Garuda, Mungkung dan Bengawan Solo. Air sudah menggenangi jalan kampung hingga setinggi 1 meter. Ada sekitar 20 rumah yang tergenang banjir. Sekarang warga sudah mengungsi sendiri di tempat yang aman,” kata Kadus III, Desa Tangkil, Suryanto.

Hingga Selasa siang, Dusun Tugu belum bisa diakses melalui jalur darat. Para relawan menggunakan perahu untuk mengevakuasi warga, sepeda motor dan membagikan sembako. Terdapat sekitar 50 ekor sapi yang diungsikan dari Dusun Tugu. Sapi-sapi itu dibawa ke pinggir jalan yang tersebar di beberapa titik.

”Air mulai menggenangi rumah saya pada pukul 24.00 WIB. Sejak saat itu, kami bekerja keras untuk mengevakuasi sapi-sapi kami. Bagaimanapun juga, hanya sapi itu [harta] yang kami punya. Anak dan istri saya sekarang masih mengungsi di rumah saudara,” papar Wardi, 40, warga Dusun Tugu RT 001/RW 012.

Sementara itu, ratusan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen bekerja bakti membersihkan lumpur yang memenuhi lantai dan halaman ponpes setempat. Ketebalan lumpur mencapai sekitar 20 cm. Para santri dibantu dua unit mobil pemadam kebakaran membersihkan lumpur sisa banjir luapan Kali Garuda pada Senin malam.

”Banjir datang sejak pukul 21.00 WIB. Surutnya agak lama. Sekitar pukul 01.30 WIB, air baru surut. Semalam seluruh santri mengungsi di lantai atas. Sebagian istirahat, sebagian lagi berjaga sepanjang malam,” ujar Kepala SMP Darul Ihsan Sragen Ali Rosyidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya