SOLOPOS.COM - - Salah satu tanggul yang sungai yang jebol saat banjir 2017 silam. Tanggul tersebut berada di Desa Sirnoboyo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, talud anak sungai Grindulu itu telah dibangun oleh pemerintah, Sabtu (5/1/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, PACITAN — Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, Didik Alih Wibowo, mengatakan BPBD memiliki sukarelawan ribuan orang dari 42 lembaga non-pemerintah. Sukarelawan ini sudah siap diterjunkan kapan saja dibutuhkan.

“Pada saat bencana 2017 itu menjadi pengalaman yang paling penting. Kalau durasi hujan sudah lebih dari satu jam, kami sudah mengeluarkan peringatan dan melakukan pengecekan dam,” jelas dia, Sabtu (11/1/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

BPBD Pacitan telah memetakan daerah rawan bencana. Ada beberapa kecamatan rawan banjir yakni Pacitan, Kebonagung, Arjosari, hingga Kecamatan Ngadirojo. Kecamatan rawan longsor ada di Nawangan, Kebonagung, dan Arjosari.

Didik menyampaikan ada 25 desa pesisir di Kabupaten Pacitan yang rawan terhadap tsunami. Puluhan desa itu ada di Kecamatan Pacitan, Donorojo, Pringkuku, Kebonagung, Sudimoro, dan Tulakan.

Perlengkapan untuk penanganan bencana di Kabupaten Pacitan memang tidak terlalu lengkap. Terlebih anggaran kebencanaan yang dialokasikan di APBD 2020 hanya sekitar Rp1,5 miliar. Harapannya pemerintah pusat memberikan bantuan berupa perlengkapan kedaruratan bencana. Supaya penanganan bencana di Pacitan bisa lebih maksimal. (habis)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya