SOLOPOS.COM - Beberapa warga Desa Laban, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo mendirikan pengungsian sementara di tanggul sungai Bengawan Solo, Sabtu (19/11/2022) akibat banjir yang menerjang kawasan tersebut. (Istimewa/Bayan Laban, Wawan).

Solopos.com, SUKOHARJO — Sebanyak 160 kepala keluarga (KK) atau total 851 warga di Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo harus mengungsi karena banjir luapan aliran Bengawan Solo.

Pengungsi paling banyak dari Desa Gadingan dengan total 619 warga, kedua yakni Desa Laban 100 warga, Desa Plumbon 70 warga, Desa Tegalmade 57, dan Palur 5 orang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Beberapa pengungsi merupakan kelompok rentan, yakni warga lanjut usia (lansia) sebanyak 64, balita 58, ibu hamil 10, 27 rentan sakit atau cacat.

Ekspedisi Mudik 2024

Berdasarkan rilisan yang diterima Solopos.com, Sabtu (19/11/2022) malam,  lokasi pengungsian terpencar mulai dari Tanggul Bengawan Solo, halaman rumah warga, hingga membuat tenda di atas tanggul.

Bantuan logistik juga telah tersalurkan dari warga, BPBD, maupun PMI. Bantuan tersebut di antaranya beras, mi instan, telur, minyak, solar, roti, dan dapur umum.

Baca juga: Hujan Lebat Semalaman, 8 Desa di Kecamatan Weru Sukoharjo Terendam Banjir

Sebelumnya diberitakan 6.996 Kepala Keluarga (KK) di tiga kecamatan, Kabupaten Sukoharjo terdampak banjir akibat hujan lebat yang terjadi pada Jumat (18/11/2022) sore. Banjir terjadi akibat meluapnya aliran Sungai Bengawan Solo di sepanjang permukiman.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, sebanyak 5.414 kepala keluarga di Kecamatan Weru meliputi 438 Desa Krajan, 789 Desa Tawang, 363 Desa Jatingarang, 1.519 Desa Tegalsari, 752 Desa Karangwuni, 358 Desa Karangtengah, dan 635 Desa Karakan.

Kemudian, 720 kepala keluarga di Kecamatan Grogol meliputi 250 Desa Langenharjo, 150 di Desa Grogol, 70 Desa Kadokan, dan 500 Desa Telukan.

Selanjutnya warga yang terdampak banjir di Mojolaban meliputi 106 di Desa Tegalmade, 380 Desa Laban, 267 Desa Gadingan, 17 Desa Plumbon, dan 22 Desa Palur.

Selain itu, 70 kepala keluarga yang terdampak banjir di Desa Baki meliputi 50 tersebar di Desa Ngrombo, dan 20 tersebar di Desa Mancasan.

Baca juga: Hujan Semalaman, Puluhan Rumah di Jebres & Pasar Kliwon Solo Kebanjiran

Berdasarkan pantauan Solopos.com, kawasan Nusupan RT 004/ RW 005 menjadi lokasi terparah terdampak banjir dengan ketinggian 1,5 hingga 2 meter di beberapa rumah.

Kepala Dusun II Desa Grogol, Hari, mengatakan selain karena hujan, banjir di wilayah Nusupan disebabkan air kiriman dari berbagai daerah yang terkumpul di kawasan tersebut karena menjadi tempat pertemuan tiga sungai.

“Kawasan sini pertemuan dari tiga sungai, yaitu Bengawan Solo, Sungai Samin, dan Sungai dari arah Premulung,” kata Hari saat ditemui Solopos.com, Sabtu (19/11/2022).

Hari mengatakan, kurang lebih 80 kepala keluarga di Dukuh Nusupan, Grogol, Sukoharjo terdampak banjir, namun ketinggiannya bervariasi. “RT 004/ RW 005 ada 40-an kepala keluarga, lainnya tidak semua, hanya beberapa saja,” lanjut Hari.

Sementara, berdasarkan laporan yang diterima Solopos.com, kedalaman banjir bervariasi antara 30 cm sampai dengan 200 cm atau 2 meter. Kejadian tersebut mengakibatkan sebanyak 1.227 rumah warga terendam air.

Baca juga: Klaten Bagian Selatan Kebanjiran, Bupati Ajak Warga Stop Buang Sampah di Sungai

Babin Kamtibnas Grogol, Hari Kurniawan, mengatakan saat ketinggian air mencapai setengah meter telah melakukan evakuasi terhadap warga Sukoharjo yang terdampak banjir.

“Saat air naik setengah meter, kami sudah evakuasi warga ke Masjid An-Nimah [tempat yang lebih tinggi], saat air sudah naik sedada orang dewasa semua sudah aman, listrik juga sudah dimatikan,” kata Hari, saat ditemui Solopos.com di Nusupan RT 004/RW 005, Sabtu (19/11/2022).

Beberapa warga tampak menaiki perahu darurat dari peralatan yang ada seperti batang pohon pisang, yang dinaiki oleh anak-anak. Namun ia menjelaskan pembuatan perahu tersebut merupakan inisiatif dari warga, bukan karena kurangnya perahu yang dimiliki oleh relawan.

“Kami sudah menyediakan dua perahu dan sudah cukup untuk evakuasi, itu inisiatif warga untuk keperluan sendiri,” lanjutnya.

Pihaknya beserta gabungan instansi terkait dan relawan telah memberikan logistik kepada warga berupa makanan dan obat-obatan. Selanjutnya, perkiraan surutnya air tergantung dengan kondisi cuaca dan melihat kiriman air dari kawasan lain.

Baca juga: 2 Sekolah di Krakitan Klaten Kebanjiran, 164 Siswa Terpaksa Belajar di Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya