SOLOPOS.COM - Ilustrasi penambang pasir (JIBI/dok)

Solopos.com, BOYOLALI— Penambang pasir dengan menggunakan alat berat menghentikan sementara aktivitas penambangan di sepanjang aliran Sungai Kali Apu, perbatasan Desa Klakah dan Jrakah, Kecamatan Selo, menyusul banjir lahar hujan yang terjadi, Rabu (5/3/2014) sore.

Banjir lahar hujan itu telah menyapu sejumlah alat berat yaitu satu unit backhoe dan satu truk. Kamis (6/3/2014) siang, kedua armada tambang itu berhasil ditemukan dalam kondisi hancur. Aparat juga berhasil menemukan arm dan bucket backhoe yang hanyut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sementara, satu unit truk, satu backhoe dan satu unit mobil Feroza yang terjebak di tengah Kali Apu juga berhasil dievaskuasi oleh ratusan warga yang turun ke sungai bersama aparat. Backhoe dan Feroza masih bisa dijalankan sementara truk dalam kondisi rusak.

Kapolsek Selo, AKP Suparma, truk yang terjebak di sungai terakhir diketahui dalam kondisi tertimbun pasir. Sehingga, untuk mengevakuasi harus menggali pasir dan batu terlebih dahulu. Diketahui, truk dan mobil Feroza yang terjebak itu pada saat kejadian tidak sempat menyelamatkan diri karena lahar hujan mengalir begitu deras.

Suparma melanjutkan, aparat bersama relawan akan terus melakukan patroli di sepanjang jalur Kali Apu. Salah seorang warga Klakah yang juga penambang, Anang, menyampaikan bahwa sebelum kejadian warga melihat kawasan puncak Merapi mendung tebal. Tak berselang lama, banjir tiba-tiba menerjang. “Semua langsung lari dengan meninggalkan peralatan dan armada yang ada di sungai,” kata Anang.

Ratusan warga yang datang tidak hanya membantu evakuasi truk dan Feroza yang terjebalk banjir lahar hujan melainkan juga banyak yang hanya ingin melihat kondisi terkini Kali Apu. Kali Apu yang biasanya curam kini sangat dangkal karena timbunan pasir dan batu.

Sementara itu, dari pantauan solopos.com di dua titik di sepanjang Kali Apu, tepatnya di lokasi penambangan dan di sekitar Dam Tlogolele, timbunan pasir yang menutup sungai mencapai kisaran 12 meter. Ketinggian pasir dan batu-batuan mencapai jalan jembatan dam Tlogolele.

Jembatan dam yang menghubungkan Klakah dan Tlogolele itu sudah bisa dilewati kendaraan meskipun masih ada sedikit aliran lahar hujan yang mencapai jalan jembatan. Di lokasi tersebut ada satu hingga dua unit truk yang masih menambang mengambil pasir yang menutup jalur jembatan menuju Tlogolele.

Sementara itu, Muspika Kecamatan Selo bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali terus memantau lokasi banjir lahar hujan di Kali Apu. Muspika mengimbau agar masyarakat terutama penabang pasir mewaspadai adanya banjir lahar hujan susulan. Camat Selo, Wurlaksono, saat ditemui solopos.com di lokasi menyebutkan bahwa ada beberapa kerusakan infrastruktur akibat banjir lahar dingin itu. Salah satunya infrastruktur dam.

“Ini belum kami hitung kerugiannya. Tetapi dari pihak kontraktor sudah melakukan cek langsung ke lokasi.”  Tetapi, pihaknya mengimbau kepada masyarakat khususnya para penambang untuk selalu waspada banjir lahar hujan susulan.

Selain meninjau lokasi banjir lahar, Camat juga meninjau beberapa lokasi longsor yang terjadi di beberapa titik di Dukuh Sumber, Desa Klakah dan Jurang Jeruk Desa Jrakah, Kecamatan Selo.

Danramil 07 Selo, Kapten Inf Suparno, menambahkan tim dari Koramil Selo bersama aparat kepolisian dan warga pada Kamis pagi membantu membersihkan tiga rumah warga di Klakah dan Jrakah yang terkena longsoran tanah. Aparat juga terus memantau jaur-jalur yang terkena longsoran aman dilalui. Termasuk, saat ini jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) juga sudah bisa dilalui.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya