SOLOPOS.COM - Meski terjadi insiden banjir lahar hujan menewaskan dua penambang tapi belasan truk dan puluhan penambang pasir manual masih beroperasi di Gendol, Dusun Jambong, Kepuhharjo, Cangkringan, Senin (20/1/2014). (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Harianjogja.com, SLEMAN – Evakuasi terhadap alat berat dan truk yang terendam banjir lahar hujan di di Dusun Kaliadem, Kepuhharjo, Cangkringan, Sleman belum bisa selesai hingga, Senin (20/1/2014).

Hanya aktivitas penambangan di kawasan yang memang sudah dilarang tersebut terhenti setelah jatuhnya dua korban jiwa pada peristiwa, Minggu (19/1/2014).

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Kepala Desa Kepuhharjo Cangkringan, Heri Suprapto menyatakan, pihaknya tidak bisa melarang para penambang meski sudah diterbitkan SK tentang penghentian normalisasi. Karena itu ia berharap, Pemkab Sleman agar memberikan sanksi tegas kepada pemilik alat berat yang nekat mengoperasikannya di dalam Sungai Gendol.

Terlebih di area zona berbahaya seperti Kaliadem.
Hingga kemarin evakuasi alat berat seri CLB-5 yang terendam pasir masih dilakukan. Evakuasi tersebut dibantu oleh dua alat berat lainnya untuk membuka jalan baru dan memindah pasir. Sedangkan untuk truk yang terendam hingga kemarin belum selesai dilakukan evakuasi.

Selain karena terlalu dalam upaya pembuatan jalan juga butuh waktu cukup lama. Sementara Senin kemarin tidak ada aktivitas penambangan di kawasan ini.

“Kami sangat berharap agar Pemkab bisa memberikan sanksi, kalau kami [desa] tidak bisa berbuat banyak,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya