SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir (JIBI/Solopos/Dok.)

Banjir di Kudus mengancam 932 ha gagal panen.

Semarangpos.com, KUDUS — Luas areal tanaman padi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng) yang tergenang banjir makin meluas. Jika semula sawah kebanjiran 707 ha belakangan tercatat 932 ha menyusul curah hujan yang makin meningkat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Harsito di Kudus, Kamis (9/2/2017), meluasnya areal tanaman padi yang tergenang banjir karena curah hujan selama sepekan terakhir memang tinggi. Bahkan, lanjut dia, ada beberapa daerah yang berada di dataran rendah tidak bisa membuang airnya ke sungai karena debit airnya juga meningkat.

Ratusan hektare tanaman padi yang tergenang banjir tersebut, lanjut dia, tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Mejobo, Jati, Kaliwungu, Jekulo, dan Undaan. Dari kelima kecamatan tersebut, hanya Kecamatan Kaliwungu yang tidak ada penambahan tanaman padi yang tergenang banjir.

Untuk Kecamatan Mejobo yang awalnya hanya 50 ha lahan tanaman padi, kini bertambah menjadi 153 ha yang tersebar di lima desa, yakni Desa Kirig, Kesambi, Jojo, Gulang, Mejobo, dan Payaman. Sementara itu, di Kecamatan Jati yang awalnya hanya 92 ha kini bertambah menjadi 142 ha yang tersebar di lima desa, yakni Desa Jetis Kapusan, Pasuruhan Kidul, Pasuruan Lor, Tanjung Karang, dan Jati Wetan.

Luas tanaman padi yang terendam banjir di Kecamatan Jekulo, kata dia, juga bertambah karena sebelumnya seluas 177 ha, kini meluas menjadi 199 ha yang tersebar di Desa Bulung Cangkring dan Bulung Kulon. “Kecamatan Undaan sebagai daerah yang paling parah juga ada penambahan areal tanaman padi yang tergenang,” ujarnya.

Jika sebelumnya hanya 327 ha, kata Harsito, saat ini bertambah menjadi 377 ha yang tersebar di 12 desa, di antaranya, Desa Ngemplak, Wates, Undaan Kidul, Undaan Tengah, Undaan Lor, Sambung, Medini, Wonosoco, Berugenjang, Lambangan, Kalirejo, dan Karangrowo. “Usia tanaman padi yang terendam cukup beravariasi karena ada yang siap panen,” ujarnya.

Jika genangan banjir tersebut berlangsung lebih dari sepekan, kata dia, bisa mengakibatkan puso sehingga mengancam gagal panen. Ia mengaku belum bisa memperkirakan pengaruhnya terhadap pencapaian target produksi padi selama 2017, mengingat belum mendapatkan data tanaman padi yang puso.

“Kalaupun nantinya banyak petani yang gagal panen, tentunya akan diusulkan bantuan benih,” ujarnya. Bagi petani yang mengikuti asuransi tani melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), menurut dia, tidak ada permasalahan karena akan mendapatkan klaim asuransi.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya