SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah terendam banjir. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, KLATEN—Banjir yang menerjang Gantiwarno, Klaten, Sabtu (22/2/2014) malam menyebabkan beberapa jembatan di wilayah itu ambrol.

Camat Gantiwarno, Dwi Purwanto ketika dihubungi Solopos.com, Minggu (23/2/2014), mengatakan di wilayahnya juga ada jembatan yang ambrol di beberapa bagian karena diterjang banjir. Jembatan itu yakni Jembatan Widoro yang menghubungkan Desa Karangturi dan Gentan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Akses masuk ke jembatan itu ditutup sebagian oleh warga setempat karena tidak bisa dilalui mobil.

Sedangkan di wilayah Kecamatan Wedi, warga yang masih mengungsi sebanyak 37 orang. Mereka adalah warga Desa Pasing yang mengungsi di balaidesa setempat.

Menurutnya, warga yang mengungsi tersebut rumahnya tidak tergenang air. Namun, akses masuk ke perkampungan terendam banjir sehingga dikhawatirkan warga terisolasi.

“Permukiman warga di Desa Pasing kondisinya berupa cekungan sehingga rawan terkena banjir. Air sebenarnya tidak masuk ke rumah warga karena mereka sudah mengantisipasi dengan meninggikan pondasi. Tapi, yang membuat mereka mengungsi karena akses masuk ke permukiman yang tergenang air setinggi 40 sentimeter sehingga mereka khawatir tidak bisa keluar rumah,” kata Camat Wedi, Himawan, saat dihubungi Solopos.com, Minggu.

Sementara itu, di wilayah Kecamatan Bayat, Cawas, dan Trucuk, hanya ada beberapa warga yang mengungsi tetapi tidak dipusatkan di satu titik. Mereka mengungsi di rumah tetangganya atau saudaranya yang tidak jauh dari lokasi banjir.

“Dari lima desa yang terendam banjir, kondisi paling parah di Desa Wiro. Di desa itu, ketinggian air kemarin [Sabtu] malam mencapai 1,5 meter. Tapi, pagi ini [Minggu] sudah surut. Warga tidak tidak ada warga yang mengungsi karena banjir hanya menggenangi jalan antardesa dan antardusun,” kata Camat Bayat, Edi Purnomo, kepada Solopos.com.

Namun, lanjut dia, ada satu lokasi yang menjadi perhatiannya yakni kondisi Masjid Golo di Desa Paseban yang rawan longsor karena berada di tebing. Terkait itu, pihaknya sudah melaporkannya kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) karena masjid tersebut merupakan benda cagar budaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya