SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Banjir akibat hujan yang mengguyur wilayah Klaten pada Rabu (6/3/2019) sore hingga malam menggenangi permukiman 15 desa di empat kecamatan.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Pusdalops BPBD Klaten hingga Kamis (7/3/2019) pukul 09.00 WIB, luapan Sungai Dengkeng serta anak sungainya terjadi di empat kecamatan yakni Bayat, Trucuk, Wedi, dan Cawas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jumlah desa yang terdampak luapan air sungai sekitar 15 desa. Sementara tanggul jebol di antaranya terjadi di alur Sungai Gamping, Desa Karangasem, Kecamatan Cawas yang berdampak pada 50 hektare (ha) tanaman padi terendam.

Tanggul Sungai Birin juga jebol di wilayah Desa Kragilan, Kecamatan Gantiwarno, dan Desa Pacing, Kecamatan Wedi. Hujan deras yang mengguyur pada Rabu sore juga menyebabkan longsor di kawasan Bukit Jabalkat, Dukuh/Desa Paseban, Kecamatan Bayat.

Ekspedisi Mudik 2024

Satu rumah rusak ringan dan empat rumah terancam longsor. Selain itu, satu pohon tumbang menimpa satu rumah warga Dukuh/Desa Paseban di kawasan lereng Bukit Jabalkat hingga mengalami kerusakan parah terutama pada bagian atap.

Lantaran ada potensi ancaman longsor di kawasan Bukit Jabalkat, 32 jiwa dari 10 keluarga yang tinggal di sembilan rumah diungsikan ke rumah tetangga mereka sejak Rabu petang.

Plt. Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Dhody Hermanu, menjelaskan luapan air sungai di sejumlah wilayah sisi selatan Klaten sejak Kamis pagi mulai surut. Namun, ada sejumlah desa yang hingga Kamis sore masih tergenang banjir. Misalnya di Desa Pacing, Kecamatan Wedi.

“Ketinggian air di permukiman sekitar 1 meter. Ketinggian air sudah berkurang dibanding Rabu malam yang mencapai 1,5 meter. Tidak ada warga yang diungsikan,” kata Dhody saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, mengatakan hingga Kamis sore ada dua dukuh di Desa Pacing dan empat dukuh di Desa Melikan yang terendam banjir. Dua desa tersebut berada di wilayah Kecamatan Wedi.

“Warga di enam dukuh yang permukimannya masih terendam banjir tidak mau diungsikan. BPBD sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa terkait tawaran evakuasi tetapi warga memilih bertahan di rumah masing-masing. Logistik sudah kami dorong ke balai desa dan pendistribusian menjadi kewenangan pemerintah desa,” kata Haris.

Camat Bayat, Edy Purnomo, menjelaskan hingga Kamis sore, warga yang menempati rumah berpotensi longsor di Bukit Jabalkat masih berada di tempat penampungan sementara. Soal luapan air sungai yang membanjiri permukiman di sejumlah desa serta ruas jalan raya, Edy menjelaskan saat ini sudah mulai surut.

Di ruas jalan antara Desa Paseban-Krikilan serta kawasan parkir objek wisata Makam Sunan Pandanaran, misalnya. Selain itu, ruas jalan raya Bayat-Cawas juga tergenang air di depan Polsek Bayat atau SMK Rota Bayat. “Ruas jalan sudah bisa dilintasi,” kata Edy.

Sementara itu, warga mulai membersihkan rumah mereka setelah air yang menggenangi permukiman mulai surut. Hal itu seperti yang dilakukan warga Dukuh Kauman Timur, Desa/Kecamatan Cawas.

Warga mulai menguras air yang menggenang di dalam rumah. Sementara, ruas jalan permukiman hingga Kamis siang masih terendam banjir. Salah satu warga Dukuh Kauman Timur, Sardi, 57, mengatakan luapan air sungai masuk ke permukiman pada Kamis sekitar pukul 01.00 WIB.

Pada Kamis siang, banjir mulai surut dengan ketinggian di jalan permukiman 20 sentimeter hingga 40 sentimeter. Ia menjelaskan meluapnya air sungai ke permukiman sudah terjadi kali keempat.

“Penyebab pastinya saya kurang tahu persis. Yang jelas dari pengalaman saya ini sudah kali keempat banjir menggenangi wilayah Kauman Timur,” kata Sardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya