SOLOPOS.COM - Sejumlah kendaraan melintasi Jl Raya Masaran, Cawas, sesaat setelah hujan reda. Renovasi trotoar di kawasan Pasar Masaran, Cawas tersebut dinilai tidak memberikan andil dalam meredam air saat terjadi hujan. (Shoqib A/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Sejumlah warga mengeluhkan proyek renovasi trotoar yang ada di sekitar Jl Raya Masaran, Cawas. Pasalnya, pengerjaan trotoar dinilai belum mampu meredam terjadinya banjir di sekitar Pasar Masaran, Cawas tersebut.

Salah satu warga Cawas, Narto, 70, mengatakan jalan di sekitar tikungan Pasar Masaran, Cawas masih terendam air saat terjadi hujan beberapa waktu lalu. “Kemarin hujan tidak terlalu deras, tapi jalan di sekitar Pasar Masaran, Cawas masih banjir,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com, Kamis (31/10/2013).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Lebih lanjut, dia mengatakan banjir yang merendam sebagian ruas Jl Raya Masaran, Cawas itu sangat menganggu aktivitas warga. “Sebelum direnovasi, seharusnya selokan yang ada di bawah trotoar dibersihkan, sehingga air hujan bisa masuk dengan lancar,” paparnya.

Selain itu, sambungnya, saluran pembuangan air yang ada di sisi trotoar seharusnya juga diperbanyak. Dengan penambahan itu, air bisa segera masuk ke dalam bak kontrol air yang ada di bawah trotoar.

Salah satu warga Cawas yang lain, Surkamto, 52, mengatakan banjir biasa menggenangi ruas jalan yang ada di sebelah utara Pasar Masaran, Cawas. “Seharusnya, gorong-gorong yang ada di bawah trotoar dibersihkan dahulu, jadi biar aliran airnya lancar. Kemarin hujan saja airnya menggenangi sampai setinggi lutut,” paparnya kepada Espos, Kamis.

Surkamto membenarkan hujan yang terjadi beberapa hari terakhir membuat jalan tersebut tergenang. Dia khawatir saat musim penghujan tiba kawasan tersebut akan kembali banjir. “Biasanya, saat musim penghujan tiba jalan yang ada di sekitar Pasar Masaran menjadi tempat muntahan air dari Kali Dengkeng,” ungkapnya.

Sementara, di sepanjang proyek tersebut tidak ada papan informasi pengerjaan trotoar. Kepala tukang, Haryono, mengatakan trotoar yang direnovasi adalah sepanjang 325 meter. “Nantinya, akan tetap ada saluran pembuangan air sebanyak 80 buah. Saat ini baru dibuat sebagian,” katanya kepada Espos, Kamis.

Protes renovasi trotoar tidak hanya terjadi di Cawas. Di Delanggu, warga memprotes renovasi trotoar karena rekanan tidak memberikan akses masuk ke rumah. “Kok di depan toko modern dikasih akses jalan plorotan, tapi untuk warga tidak dikasih,” papar salah satu warga Sidodadi, Delanggu, Bambang,  kepada wartawan, Selasa (29/10).

Akibat minimnya akses jalan tersebut, warga harus memutar lebih jauh agar kendaraannya bisa masuk ke dalam rumah. “Kami sebenarnya sudah usul ke pelaksana proyek renovasi trotoar, tapi tidak ditanggapi,” ungkapnya.

Untuk sementara warga membuat akses jalan masuk dengan menumpuk bebatuan supaya kendaraan bisa melewati trotoar dan masuk ke dalam rumah.

Anggota Komisi II DPRD Klaten, Sunarto, saat melakukan sidak di lokasi akan menyampaikan keluhan itu ke rekanan dan pemerintah. Dalam sidak kemarin, pihaknya menilai renovasi trotoar sepanjang 325 meter itu berjalan lambat. Bahkan, pengerjaan renovasi terlihat terburu-buru dan mengabaikan saluran pembuangan air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya