SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa SDN 3 Gaden, Trucuk bermain-main di sekitar pagar sekolah yang roboh akibat banjir pada Sabtu-Minggu (22-23/2). Kondisi yang masih kotor akibat musibah tersebut menyebabkan siswa mengenakan sandal jepit ke sekolah, Senin (24/2/2014). (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Sebagian pagar SDN 3 Gaden, Trucuk, Klaten, roboh akibat tidak kuat menahan derasnya arus air Kali Dengkeng yang membanjiri kawasan itu, Sabtu-Minggu (22-23/2/2014). Beruntung, banjir sudah surut sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) bisa dimulai pada Senin (24/2/2014) meski siswa mengenakan sandal jepit.

Pantauan Solopos.com di lokasi, pagar sekolah yang roboh terletak di bagian belakang gedung. Panjang pagar sekolah yang roboh sekitar 10 m dengan tinggi 1,25 m. Untungnya, pagar yang terbuat dari beton tersebut tidak sampai mengenai tembok kelas yang terletak di sebelah utaranya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala SDN 3 Gaden, Sayuti, mengatakan pagar sekolah tersebut roboh karena air luapan dari Kali Dengkeng setinggi lebih dari 1 m pada Sabtu malam. Kondisi itu diperparah dengan kondisi pagar yang sudah mulai lapuk.

Pihaknya mengaku belum bisa berbuat banyak dengan musibah tersebut. Untuk saat ini, pihaknya mengaku fokus untuk mengembalikan KBM supaya normal. Pasalnya, hampir semua lingkungan sekolah setempat kotor akibat banjir, termasuk ruang kelas. Pembersihan sekolah dilakukan oleh penjaga sekolah dan sejumlah guru mulai Minggu siang.

“Bahkan, ada juga beberapa siswa yang tanpa diperintah ikut kerja bakti pada Minggu. Siswa tersebut merasa bertanggung jawab untuk membersihkan sekolah,” jelasnya kepada wartawan di lokasi, Senin (24/2).

Sebelum masuk sekolah pada Senin kemarin, sejumlah siswa dan guru sengaja masuk lebih awal untuk kembali membersihkan sekolah. Sebab, halaman sekolah masih tertutup oleh kotoran yang terbawa dari Kali Dengkeng. Bahkan, 73 siswa masuk sekolah tanpa mengenakan sepatu dan hanya mengenakan sandal jepit. Di dalam kelas, siswa juga melepas sandal supaya tetap bersih.

“Kami sengaja memerintahkan kepada siswa untuk mengenakan sandal jepit saja. Sebab, kondisi sekolah dan kelas masih kotor dan basah karena banjir,” imbuhnya.
Dia mengaku bersyukur KBM bisa berjalan lancar meski sekolah baru saja diterjang bencana banjir. Pihaknya berharap kepada pemerintah supaya segera memberi solusi dari musibah banjir tersebut. Sebab, sekolah setempat banjir selalu menjadi daerah langganan banjir setiap tahun.

Sementara itu, salah satu siswa kelas VI, Arum Nur Febriani, 10, mengaku kondisi banjir yang melanda sekolahnya membuat dirinya dan teman-temannya tidak nyaman dalam belajar. “Rasanya tidak nyaman untuk belajar. Meja dan kursi basah semua, selain itu juga harus pakai sandal jepit,” katanya kepada Solopos.com di sela-sela belajar, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya