SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Seluas 4 hektare (ha) tanaman padi milik petani di Desa Mlese, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah terancam gagal panen. Pasalnya, banjir yang menggenangi areal persawahan setempat belum kunjung surut hingga Kamis (15/5/2014) siang.

Pantauan Solopos.com di lokasi, hamparan sawah yang ada di belakang Kantor Pemerintah Desa Mlese berubah seperti danau. Bahkan, tanaman padi yang masih berusia muda sampai tenggelam dan tidak terlihat. Selain itu, sejumlah akses jalan di desa setempat juga masih terendam air hingga setinggi 30 Cm.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Petani pun tidak bisa berbuat banyak mengatasi masalah tersebut. Mereka hanya bisa mengawasi dari kejauhan nasib tanaman padi yang terendam air dari luapan Sungai Mlese yang terjadi sejak Rabu (14/5/2014) malam.

“Sawah satu patok sekitar 2.000 meter persegi milik saya masih terendam dan airnya hingga hari ini (kemarin) belum surut,” kata warga Dusun Mlese, Desa Mlese, Sutrisno, 65, kepada Solopos.com di lokasi, Kamis. Ia mengaku hanya bisa menunggu air surut.

Jika, sampai beberapa hari ke depan air masih tinggi, tanaman padi usia sekitar 40 hari miliknya terancam gagal panen. “Jika terus terendam seperti ini, beberapa hari ke depan tanaman padi akan mati dan akhirnya gagal panen. Semoga pemerintah bisa segera bertindak dan air segera surut,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Mlese Sanyoto mengatakan hingga Kamis setidaknya ada 4 ha tanaman padi di desanya masih terendam air. “Pada Rabu ada belasan ha tanaman padi yang terendam air. Hingga Kamis air belum surut sepenuhnya dan masih ada sekitar 4 Ha yang terendam,” katanya kepada Solopos.com di lokasi, Kamis.

Menurutnya, seluas 4 ha tanaman padi milik warga tersebut terancam gagal panen. Sebab, padi yang terendam rata-rata usianya masih cukup muda. “Jika masih banjir seperti ini terus, tanaman tersebut terancam gagal panen karena bulir padi tidak bisa tumbuh dengan baik,” imbuhnya.

Pihaknya meminta agar Pemkab Klaten segera bertindak mengatasi musibah banjir tersebut. Sebab, musibah tersebut bukan yang kali pertama terjadi di wilayahnya. “Tahun ini, sudah lebih dari lima kali wilayah Mlese terkena banjir. Kami meminta agar Pemkab segera bertindak,” pintanya.

Menurutnya, ada beberapa penyebab yang mengakibatkan kawasan setempat banjir, di antaranya debit air sungai yang sangat tinggi dan pintu air yang macet. Kondisi tersebut mengakibatkan air sungai Mlese meluap setinggi lutut orang dewasa pada Rabu kemarin.

“Selain itu, sungai yang belum dinormalisasi juga menjadi penyebab banjir karena tumpukan sedimentasi yang tebal,” katanya. Pihaknya sudah beberapa kali meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sumber Daya Air (SDA) Klaten untuk melakukan perbaikan, namun belum direspons.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya