SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SEMARANG — Penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa kabupaten/kota di Jateng, khususnya Pati dan Kudus, dinilai belum maksimal. Akibatnya, banyak korban banjir dan longsor di kedua kabupaten itu yang meminta-minta di jalan.
“Masih banyak warga korban banjir belum mendapatkan penanganan, sehingga mereka ada yang terpaksa meminta-minta di jalan,” kata anggota Komisi E DPRD Jateng, Moh. Zen Adv di Semarang, Senin (3/2/2014).
Mereka yang meminta-minta bantuan di jalan kepada pengendara kendaraan, lanjut dia, merupakan warga korban banjir di Pati dan Kudus. Tanpa malu, warga baik lelaki dan perempuan dewasa serta anak-anak meminta uang untuk membeli makan kepada pengendara yang melintas di jalur Kudus-Pati, Pati-Juana, Pati-Tayu, dan Pati-Grobogan.
“Kondisi ini tidak baik dan mengganggu pemandangan. Pemerintah harus menghentikan. memang Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] Pati dan Kudus telah mengimbau supaya tidak meminta-minta di jalan, tapi perlu langkah nyata,” kata angota Dewan dari Pati ini.
Politikus PKB ini juga menyatakan BPBD Jateng telah melakukan upaya semaksimal mungkin menangani para korban bencana banjir dan tanah longsor di Kudus, Pati, dan daerah lainnya. Namun karena musibah banjir dan tanah longsor luar biasa dan terjadi di mana-mana, masih ada beberapa korban belum tertangani dengan baik.
“Kondisi ini juga karena mekanisme birokrasi untuk menyalurkan bantuan beras 100 kuintal yang ada di kabupaten/kota cukup panjang,” ungkap Zen.
Dia menambahkan untuk menangani bencana banjir dan tanah longsor, memang tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota saja yang dananya terbatas. “Perlu peran serta stakeholder lain, swasta, LSM dan lainnya,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Sarwa Pramana, tidak bersedia menanggapi adanya korban banjir di Pati dan Kudus yang meminta bantuan di jalan raya. “Saya tidak komentar karena bukan wilayah BPBD. Yang jelas untuk penanganan korban bencana banjir sudah dilakukan maksimal,” katanya kepada wartawan seusai diskusi Primetopic dengan tema Gamang Tanggap Bencana yang FM Sindo Trijaya di Hotel Quest, Semarang, Senin (3/2/2014).
Menurut dia, sampai sekarang jumlah warga korban banjir yang masih mengungsi  di beberapa titik lokasi pengungsian tercatat di Jepara sebanyak 50 jiwa, di Kudus sebanyak 8.000 jiwa, dan di Pati sebanyak 30.000 jiwa. ”Stok logistik yang ada masih bisa memenuhi kebutuhan warga yang mengungsi sampai tujuh hari ke depan,” tandas Sarwa.
Dia menambahkan untuk membantu penanganan banjir dan tanah longsor di beberapa daerah telah menyalurkan bantuan senilai Rp1 miliar berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN). ”Kami mengajukan bantuan lagi ke BPBN senilai Rp1 miliar,” ungkap dia.
Salah seorang peserta diskusi bernama Fahmi, mengusulkan supaya kepanjangan BPBD diganti menjadi Badan Pencegahan Bencana Daerah. ”Bukankan lebih baik mencegah sebelum terjadi bencana, daripada menanggulangi setelah terjadi bencana,” saran dia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya