SOLOPOS.COM - Dua pelajar melintasi jalan yang tertutup tanah longsor di Desa Sidoharjo, Candiroto, Temanggung, Jateng, Selasa (4/2/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Anis Efizudin)

Solopos.com, SEMARANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng mencatat sebanyak 20 orang meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor. Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Sarwa Pramana, mengatakan, jumlah korban paling banyak karena bencana tanah longsor akibat cuaca ekstrem.

”Dari 20 orang meninggal dunia, 18 karena bencana tanah longsor dan dua korban banjir,” katanya di Semarang, Selasa (4/2/2014). Perincian para korban itu, jelas dia, 12 orang korban tanah longsor di Kudus, empat orang di Kebuman, Jepara dan Semarang masing-masing satu orang.
Sedangkan dua warga lainnya menjadi korban bencana banjir di Pekalongan dan Purworejo, karena terseret arus yang deras.
Seperti diketahui, 12 korban tanah longsor di Kudus terjadi  Dukuh Kembangan, Desa Menawan, Kecamatan Gebog, pada 22 Januari 2014. ”Mudah-mudahan tidak ada lagi jatuh korban jiwa,” harap Sarwa.
Untuk itu, dia mengimbau kepada warga, terutama yang tinggal di bawah tebing dan bantaran sungai supaya senantiasa waspada, karena bencana banjir dan tanah longsor bisa datang setiap saat. Bila perlu bila hujan deras turun, supaya segera mengungsi ke tempat yang aman, supaya terhindar dari bencana. ”Kita mengimbau kepada warga bersikap waspada, begitu hujan deras bersiap-siap mengungsi ke tempat aman,” imbaunya.
Cuaca ekstrem di Jateng, lanjut Sarwa belum bisa diprediksikan kapan akan berakhir, sehingga yang diperlukan kewaspadaan masyarakat. Dengan kondisi ini, masa darurat bencana banjir dan tanah longsor yang ditetapk Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo pada 8 Desember 2013-31 Maret 2014, kemungkinan bisa diperpanjang.
”Dicabut atau diperpanjang masa darurat bencana di Jateng tergantung dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika [BMKG], bila dinyatakan cuaca sudah normal bisa dicabut, tapi kalau masih cuaca ekstrim bisa diperpanjang,” paparnya.
Sementara itu, longsor yang terjadi di Gombel Lama RT 006/ RW 005, Kelurahan Tinjomoyo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Selasa (4/2) pagi, menyebabkan satu orang warga meninggal dunia. Warga diketahui bernama Tofa Adi Saputro, 21, ditemukan meninggal dunia setelah tubuhnya tertimbun tanah dan batu yang longsor. ”Saat kejadian Tofa sedang tidur di kamarnya bagian belakang rumah,” kata kerabat korban Sunardi.
Dia menambahkan tidak ada tanda-tanda akan terjadi longsor dari tebing yang berada persis di belakang rumah Tofa.
”Memang ketika itu turun hujan deras, tiba longsor, menimpa bangunan rumah bagian belakang,” imbuh dia.
Jenazah putera pasangan Sramun, 43 dan Munarsiah, 40, berhasil dievakuasi anggota TNI dan Polri, bersama warga setempat. Setelah dimandikan, jenazah Tofa dimakamkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya