SOLOPOS.COM - Sejumlah korban tanah longsor menggungsi di kawasan Kambangan, Menawan, Gebog, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (23/1/2014). Sekitar 400 warga lereng Gunung Muria yang berada di Dukuh Kambangan mengungsi ke tempat yang lebih aman akibat khawatir akan longsor susulan menyusul kondisi tanah yang masih bergerak serta intensitas hujan yang tinggi. (JIBI/Solopos/Antara/Andreas Fitri Atmoko)

Solopos.com, KUDUS — Enam korban tanah longsor di Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (24/1/2014), ditemukan warga setempat dalam kondisi meninggal.

Kepala Desa Menawan Muh. Solikhin, di Kudus, Jumat, mengatakan proses pencarian korban tanah longsor di Dukuh Kambangan, Desa Menawan, Kecamatan Gebog, dimulai sejak pukul 07.00 WIB yang melibatkan sekitar 100-an warga. Hasilnya, kata dia, pencarian tersebut membuahkan hasil. Enam korban dalam kondisi meninggal.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Dalam melakukan pencarian korban tanah longsor, seratusan warga yang dibantu sukarelawan dari Banser dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dibagi menjadi dua kelompok, mengingat lokasi rumah yang tertimbun material longsoran berjarak sekitar 100-an meter. Sekitar pukul 10.30 WIB, warga yang melakukan pencarian di rumah korban Asrori membuahkan hasil, karena di antara reruntuhan rumah yang berlokasi di RT 004/RW 006 itu, warga menemukan Asrori, 43, dan istrinya, Yanti, 38, serta anaknya Ulfa, 12, dalam kondisi tidak bernyawa.

Ekspedisi Mudik 2024

Tiga jam berselang, tepatnya sekitar pukul 13.30 WIB, warga kembali menemukan korban bernama Ismawati, 36, dan anaknya, Mohammad Iwan, 8, sedang berpelukan di atas tempat tidur dalam kondisi meninggal dunia. Sementara, Marsudi, 45, dan ibunya, Rukmi, 60, belum ditemukan.

Pencarian selanjutnya, warga menemukan korban Istiqomah, 40, yang rumahnya terletak di wilayah RT 002/RW 006 juga dalam kondisi tidak bernyawa, sedangkan, suami Istiqomah yang bernama Karmudji ditemukan lebih awal pada Rabu (22/1/2014) sore dalam kondisi hidup. Akan tetapi, setelah mendapat perawatan di RSUD Kudus pada Jumat (24/1/2014) guru SD 02 Menawan itu akhirnya meninggal dunia.

Sementara itu, korban Suwodo, 55, yang rumahnya berada di RT 002, sudah diketahui keberadaannya, namun mayat korban belum bisa dievakuasi karena turun hujan. Kasrin, 48, warga desa setempat mengatakan, proses pencarian memang terkendala medan yang berlumpur bercampur batu sehingga sulit dilakukan penggalian.

Apalagi, lanjut dia, peralatan yang digunakan hanya mengandalkan peralatan manual. “Hujan yang sering kali turun, juga menjadi kendala karena dikhawatirkan terjadi longsoran susulan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Operasional Polres Kudus, Kompol Tugiyanto menambahkan, kepolisian memang menerjunkan beberapa personel untuk membantu warga melakukan proses pencarian. Akan tetapi, dia mengakui, bantuan yang diberikan tidak bisa optimal karena masih sering turun hujan.

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, peristiwa tanah longsor di Dukuh Kambangan, Desa Menawan, Kecamatan Gebog, terjadi pada Selasa (21/1/2014) malam sekitar pukul 00.00 WIB. Bencana tanah longsor di desa setempat terjadi di tiga titik, dengan jumlah rumah rusak total 9 rumah dan rusak antara 30%-40% sekitar 9 rumah dan 12 warga tertimbun material longsoran.

Dari jumlah tersebut, sebanyak delapan orang ditemukan dan satu orang diketahui posisinya dan tiga orang belum ditemukan. Temuan awal ada dua korban, yakni Karmuji, 45, dan Sulasmi, 50, yang ditemukan Rabu (22/1/2014).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya