SOLOPOS.COM - Foto udara dari helikopter milik Palang Merah Indonesia (PMI) yang memperlihatkan kondisi rumah-rumah warga yang tergenang air di Kecamatan Sukolilo, Pati, Jateng, Minggu (26/1/2014). PMI menyiapkan dua helikopter untuk membantu proses distribusi kebutuhan logistik maupun evakuasi korban banjir di daerah yang terisolasi. (JIBI/Solopos/Antara/Humas PMI/Nashir Jamaludin)

Solopos.com, SEMARANG — Bencana banjir yang menerjang sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Tengah pada Januari 2014 ini menyebabkan setidaknya 13.000 hektare sawah mengalami puso atau gagal panen. Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jateng Sri Puryono mengatakan tanaman padi yang puso tersebut tersebar di 10 kabupaten dan kota.

“Total luas lahan sawah milik petani di 10 kabupaten/kota yang terendam banjir mencapai 44.000 hektare, di mana 13.000 hektare di antaranya puso,” katanya kepada wartawan seusai rapat koordinasi tanggap bencana di Kantor Gubernur Jateng, Jl. Pahlawan, Kota Semarang, Kamis (30/1/2014). Rapat diikuti satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait, antara lain Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Bina Marga, Dinas Sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng.

Promosi Lewat BRInita, Kampung Hijau Kemuning Tangerang Sulap Lahan Jadi Produktif

Areal sawah milik petani yang terendam banjir antara lain, Kabupaten Kudus, Pati, Jepara, Demak, Pekalongan, Batang, dan Kendal.

Ekspedisi Mudik 2024

Sri Puryono lebih lanjut menyatakan untuk membantu para petani yang sawah mereka terendam banjir, Kementerian Pertanian akan memberikan benih padi. “Benih padi dijadwalkan dibagikan Maret mendatang, tapi kami meminta Februari sudah bisa dibagikan kepada petani di beberapa daerah yang lahannya sudah tidak kebanjiran,” ungkapnya.

Asisten III Pemprov Jateng, Joko Sutrisno, menambahkan banjir juga menyebabkan 4.000 hektare areal tambak milik petani ikan rusak. Tidak hanya itu, ujar dia, banjir menyebabkan infrastruktur jalan provinsi di kawasan pantai utara (pantura) Jateng mengalami rusak parah, sehingga menyebabkan kerugian sangat besar.

“Dari laporan Dinas Bina Marga nilai kerugian kerusakan jalan provinsi akibat banjir mencapai Rp113 miliar,” tandas Joko.

Untuk memperbaiki jalan provinsi yang rusak ini, lanjut dia, Pemprov akan meminta tambahan dana pada APBD Jateng perubahan 2014 dan bantuan pemerintah pusat, karena saat ini hanya memiliki anggaran perbaikan jalan senilai Rp75 miliar.

“Pemerintah Provinsi [Pemprov] Jateng akan mengajukan permohonan perbaikan jalan provinsi ke pemerintah pusat,” ujar dia. Mengenai jumlah kerugian akibat bencana banjir di Jateng, Sri Puryono menyatakan masih dilakukan penghitungan tiap sektor.

“Angkanya belum bisa dipastikan, karena masih proses penghitungan. Yang jelas mencapai ratusan miliar, karena dari kerusakan jalan saja Rp113 miliar,” ungkap dia. Pemprov Jateng, imbuh Sri Puryono, segera melakukan langkah rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. ”Anggaran dananya  berapa belum diputuskan,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya