SOLOPOS.COM - Satu unit mobil terendam banjir di areal parkir pertokoan di kawasan Kemang, Jakarta, Minggu (28/8/2016) dini hari. Curah hujan yang tinggi serta meluapnya Kali Krukut menyebabkan kawasan tersebut dilanda banjir setingginya 70 cm hingga 1 meter. (JIBI/Solopos/Antara/Ali Qital)

Banjir Jakarta kembali melanda. Bahkan, kawasan komersial elite Kemang mengalami banjir terparah di bandingkan sebelumnya.

Solopos.com, JAKARTA — Pemprov DKI Jakarta berencana mengevaluasi peruntukkan kawasan komersial di Kemang, Jakarta Selatan setelah banjir melanda sebagian besar lokasi tersebut pada Sabtu (27/8/2016) hingga Minggu (28/8/2016).

Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024

Kepala Dinas Penataan Kota DKI Jakarta Benny Agus Chandra mengatakan evaluasi dilakukan guna memastikan kejelasan fungsi dan peruntukan kawasan yang berada di Selatan Ibu Kota itu.

“Selain penuh dengan perumahan, Kemang saat ini berubah fungsi menjadi zona komersial. Perubahan ini mengurangi zona serapan air sehingga mengakibatkan banjir,” katanya kepada Bisnis/JIBI, Minggu (28/8/2016).

Berdasarkan catatan Bisnis/JIBI, perencanaan tata kota Jakarta sebenarnya telah disusun dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) 1985-2005. Dalam peraturan tersebut, kawasan Kemang pada mulanya berfungsi sebagai daerah resapan air, ruang terbuka hijau (RTH), serta permukiman.

Seiring berjalan waktu, daerah Kemang justru berubah fungsi menjadi kawasan komersial, khususnya perdagangan dan jasa. Hal ini terlihat dengan banyaknya restoran, kafe, serta pusat perbelanjaan yang berdiri di sana. Pada peta Rencana Detail Tata Ruang Peraturan Zonasi (RDTR-PZ), kawasan Kemang sudah berubah fungsi menjadi zona campuran.

Menurut Benny, harus ada penyesuaian sarana dan prasarana sebelum fungsi sebuah kawasan berubah dari perumahan dan daerah serapan air menjadi zona komersial. Penyesuaian tersebut meliputi pembangunan gorong-gorong, penetapan lokasi RTH, dan penebalan tanggul. Apalagi, Kemang dilalui oleh Kali Krukut.

“Sekarang ini Pemprov DKI sedang melakukan sosialisasi RDTR-PZ. Kawasan Kemang menjadi salah satu fokus peninjauan. Kami akan mengevaluasi apakah Kemang akan dikembalikan menjadi daerah resapan air atau tetap diperbolehkan untuk zona komersial,” ujarnya.

Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Denny Wahyu mengatakan genangan dan banjir di daerah Kemang disebabkan hujan lokal yang mengguyur Jakarta Selatan selama beberapa jam.

“Banjir di Jl. Kemang Raya mencapai 10-70 cm. Banjir ini juga terjadi di kawasan sekitarnya, misalnya Jalan Wijaya Kusuma Raya, Jalan Dharmawangsa, hingga Jalan Sultan Iskandar Muda,” jelasnya.

Air yang menggenangi jalan dan bangunan komersial, seperti kafe, restoran, dan pertokoan membuat lalu-lintas di kawasan tersebut terhambat sehingga mengakibatkan kemacetan parah. Beberapa mobil bahkan sempat terendam air lantaran tak bisa bergerak ke tempat yang lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya