SOLOPOS.COM - Sejumlah warga memadati Jalan Jatinegara Barat yang tergenang oleh air luapan sungai Ciliwung di Jakarta Timur, Sabtu (18/1). Meningkatnya muka air di Sungai Ciliwung menyebabkan air menggenangi tidak hanya permukiman bantaran, melainkan juga jalan tersebut yang menyebabkan penghubung antara Jalan Otista dan Jalan Matraman itu terputus. (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA--Pusat Pengendalian Operasi BPBD DKI Jakarta melaporkan sekitar 4.000 warga jakarta mengungsi akibat banjir yang merendam rumah mereka.

“Mereka tersebar di 54 titik lokasi pengungsian di empat wilayah Kota Jakarta,” kata Kepala Seksi Informatika dan Pengendalian BPBD DKI, Bambang Putra, di Jakarta, Sabtu (18/1/2014).

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Berdasarkan data dari Pusdalops BPBD DKI, peta sebaran 54 lokasi pengungsian itu terdapat di Jakarta Barat sebanyak 21 titik dan Jakarta Selatan sebanyak 17 titik.

Kemudian, sebanyak sembilan lokasi pengungsian terdapat di Jakarta Utara dan tujuh lokasi di wilayah Jakarta Timur.

“Sementara itu, kami belum dapat laporan dari Jakarta Pusat,” ujar dia.

BPBD DKI mencatat, hingga kini sebanyak 33 kelurahan di seluruh DKI Jaya terendam banjir; rinciannya 227 RT dan 128 RW. Ketinggian air yang merendam bervariasi, antara 20 sentimeter hingga 1,5 meter.

Di Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, banjir merendam 37 RT dan tujuh RW dengan ketinggian air 30 hingga 100 sentimeter. Tercatat sebanyak 952 KK atau 2.620 warga terkena banjir.

Di wilayah Jakarta Utara, banjir telah merendam beberapa kelurahan, di antaranya Kelurahan Kapuk Muara (Kecamatan Penjaringan), Kelurahan Pademangan Barat (Kecamatan Pademangan), Kelurahan Pegangsaan dan Kelurahan Kelapa Gading Timur (Kecamatan Kelapa Gading).

Sedangkan wilayah Jakarta Barat, banjir melanda di Kelurahan Rawa Buaya, Kapuk, Kedaung Kali Angke, Tegal Alur (Kecamatan Cengkareng), Duri Kosambi, Jelambar, Tambora, Kembangan Utara, Kedoya Selatan dan Tegal Alur (Kecamatan Kalideres).

Tak Seberapa

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Nugroho, mengatakan, banjir yang menggenangi wilayah Jakarta dan sekitarnya pada awal tahun ini tidak seberapa parah dibandingkan dengan awal 2013 silam.

“Jelas lebih parah tahun lalu. 15 Januari 2013 tinggi muka air di Pintu Air Manggarai sudah sampai di 1.020 cm, tahun ini paling tinggi di 960 cm,” kata Nugroho, di Jakarta, Sabtu siang.

Dengan begitu debit air pada tahun ini masih jauh lebih kecil dibandingkan 2013 silam.

Begitu pula di bagian hulu, dia katakan, pada 15 Januari 2013 Pintu Air Katulampa berada pada posisi Siaga I atau tinggi muka air berada di 210cm.

“Kalau sekarang tinggi muka air di Katulampa ada di 110cm atau Siaga III,” kata dia.

Untuk kedaruratan, Indonesia menganut “sistem” pemeringkatan I-V, di mana angka I berarti paling gawat ketimbang angka lain; sedangkan bagi kalangan internasional, justru sebaliknya.

Antisipasi, kata dia, sudah disiapkan. “Mulai pelatihan kondisi darurat, evakuasi pengungsi, kebutuhan pengungsi sudah disiapkan, pendanaan, peralatan, semua sudah disiapkan. Sekarang tinggal menghadapi peperangan yang sebenarnya,” ujar dia.

Kementerian Pekerjaan Umum juga sudah memperkuat tanggul-tanggul sungai di Kanal Banjir Barat, dengan harapan tidak ada lagi tanggul yang jebol sehingga debit air dapat terus dikendalikan.

BNPB juga sudah menyiapkan 50 perahu karet, yang sebagian sudah didistribusikan ke BNPB DKI Jaya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya