SOLOPOS.COM - Warga berbondong-bondong menyaksikan lokasi akibat banjir bandang di Garut, Jumat (23/9/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A)

Banjir dan longsor Garut menyebabkan 30 orang tewas dan 22 warga masih dalam pencarian.

Solopos.com, GARUT — Miris! lokasi banjir dan longsor Garut menjadi wisata bencana. Bahkan tak segan di antara mereka, mengambil foto-foto swafoto atau selfie.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Sebagaimana laporan Kantor Berita Antara, di lokasi banjir Kampung Cimacan, Kecamatan Tarogong Kidul, Jumat(23/9/2016), sekelompok perempuan datang untuk memberi bantuan kepada korban banjir. Setelah menyerahkan bantuan, mereka berfoto bersama dengan gaya ceria berikut latar belakang lokasi bencana banjir. (Candaan Berakhir Duka)

Banyak juga komunitas kendaraan mobil mewah dengan jumlah banyak masuk ke titik lokasi banjir di Cimacan. Komunitas mobil mewah itu datang sambil menyalakan sirine ketika mau memasuki kawasan lokasi yang terkena dampak banjir. (Nama-Nama Korban Banjir Garut)

Sementara itu, lokasi banjir di Cimacan banyak rumah yang rusak dan berlumpur. Petugas gabungan dan sukarelawan masih melakukan pembersihan dan membantu warga untuk membersihkan rumahnya.

Warga menyaksikan lokasi bencana banjir bandang aliran Sungai Cimanuk, di Kampung Cimacan, Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (23/9/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A)

Warga menyaksikan lokasi bencana banjir bandang aliran Sungai Cimanuk, di Kampung Cimacan, Tarogong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (23/9/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A)

(Operasi Pencairan Diperluas)
Ia menceritakan selama tanggap darurat ada banyak masyarakat luar bahkan mengatasnamakan kelompok atau organisasi berfoto bersama dengan latar belakang daerah terdampak banjir.

“Foto-foto selfie dengan membawa 15 orang, background-nya ada kami (petugas) di lokasi bencana, itu menyakiti perasaan yang menjadi korban,” kata Setyo.

Ia menambahkan masyarakat yang datang ke lokasi banjir itu sebagian hanya menonton, ada juga menyerahkan bantuan langsung kepada korban.

Namun anehnya setelah menyerahkan bantuan, kata dia, kelompok orang tersebut berfoto bersama kemudian teriak-teriak. “Foto-foto lalu teriak-teriak. Saya dokumentasikan itu. Saya sendiri saja (lokasi banjir) tidak mau memperlihatkan gigi saya (senyum),” kata Setyo juga menjabat sebagai Komandan Kodim 0611 Garut.

Hingga kini, beberapa lokasi banjir banyak warga secara perorangan maupun bergerombol mengatasnamakan organisasi atau unsur orang penting datang untuk melihat kondisi pascabanjir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya